Ini Daftar Makam Bersejarah di Kuansing yang Kondisinya Menyedihkan

id ini daftar, makam bersejarah, di kuansing, yang kondisinya menyedihkan

Ini Daftar Makam Bersejarah di Kuansing yang Kondisinya Menyedihkan

Kuantan Singingi, (Antarariau.com) - Puluhan makam bersejarah di Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau perlu dilakukan renovasi karena kondisinya sudah mengkhawatirkan selain bernilai religius juga dapat menjadi aset wisata religi daerah yang bernilai tinggi.

"Kami telah mengunjungi dan melihat langsung kondisi seejumlah makam tersebut," kata salah satu pendekar bertuah Muhammad Yunus didampingi murid tersohornya Yus di Teluk Kuantan, Kamis.

Ia mengatakan, makan itu berada di sejumlah tempat yakni Lubuk Jambi, Sentajo Raya, Pebaun semua memiliki silsilah yang jelas, lengkap hingga saat ini dijaga dengan baik oleh penerusnya namun tidak terawat secara maksimal.

Pemilik makam adalah tokoh agama, tokoh Riau dan pesilat unggulan yang turun - temurun mulai gelarnya sejak dari pendekar pertama, kedua hingga kelima yang sampai saat ini dipegang teguh tali ikatan itu oleh murid - muridnya yang berasa dari sejumlah wilayah.

"Sebaiknya ada perhatian pemerintah daerah untuk merenovasi dan menjadikan objek wisata religi," sebutnya.

Salah satunya makam Pendekar Bertuah yang sudah berusia lebih dari tiga abad atau berdiri sejak tahun 1719 yang berasal dari Negeri Jiran Malaysia itu kondisinya memperihatinkan, padahal setia tahun ribuan para pendekar menziarahi makam tersebut.

Bila ditelusuri atau secara tingkatan, maka Pendekar Bertuah (Batuah) yang berada di negeri jiran tersebut bernama Muhammad Yatim (makam di Malaysia) merupakan yang tertua, sedangkan nomor dua bernama Muhammad Domin, dimakamkan di Desa Pebaun, Kecamatan Kuantan Mudik, ketiga Muhammad Yahamin dimakamkan di Desa Koto Sentajo, Sentajo Raya dan kini gelar Pendekar Bertuah di pegang Muhammad Almizon (sekarang) yang tinggal di Koto Sentajo.

" Ada makam dengan gelar pendekar kuning di Pebaun, pendekar lomah di kasang," ujarnya.

Pendekar tua yang berjulukan Datuk Malin menyebutkan, dirinya adalah keturunan ke lima sejak perguruan ini dibuka di Kuansing, hingga saat ini semua murid yang pernah belajar dari berbagai daerah berkumpul setiap bulan Ramadhan untuk bermain silat dan bahkan bersilahturahim sesama.

"Sangat positip jika ada inisiatip untuk melakukan pemugaran," ujar Pendekar Malin.

Selain itu, ujarnya, ada sejumlah makam bersejarah yang perlu di perhatikan yakni makam Syech Soleh di Inuman, makam Syech Muhamamad Hadi di Sei Ala, makam Tokoh pendiri Provinsi Riau Buya Makrifat Mardjani di Sei Ala karena semua memiliki kisah hidup sendiri yang mengukir sejarah didaerah. (ADV)