Peran Penting Ayah Dalam Era Digital

id peran penting, ayah dalam, era digital

Peran Penting Ayah Dalam Era Digital

Jakarta (Antarariau.com)– Kasus pemerkosaan secara brutal atau kekerasan seksual kini menjadi buah bibir di masyarakat. Namun, tidak cukup memberikan hukuman setimpal bagi para pelaku agar kejadian itu tidak terulang lagi. Harus ada upaya dari keluarga untuk mencegah kembali tindakan yang merugikan banyak pihak.

Psikolog Elly Risman Mengungkapkan bahwa era digital ini rentan dengan konten pornografi. Sebab, pornografi itu bersifat 4A yakni mudah di-Access; Affordable, murah membeli pulsa internet; Aggressive, mencari mangsa kapan dan dimana saja; dan Anonymous, siapa saja bisa melihatnya.

“Berdasarkan riset yang saya lakukan bersama tim, semua bencana yang sekarang ini terjadi adalah generasi platinum ini hidup di era digital. Dan sosok Ayah berperan penting dalam pengasuhan,” tandas Elly, Pendiri dari Yayasan Kita dan Buah Hati usai acara Wardah Berbagi Inspirasi di ajang Muslim Fashion Festival Indonesia (MUFFEST) 2016, Kamis (26/5).

Menurut Elly yang juga Wanita Inspiratif Wardah 2015, ada tujuh pilar yang mampu menjadi landasan bagi orang tua agar anak tidak mendapat pengaruh buruk dari lingkungan serba digital ini.

"Kita ini mengalami fatherless. Sosok Ayah hanya sekadar mencari nafkah, tapi belum menyentuh pada pengasuhan anak. Jadi, ayah mesti terlibat dalam pengasuhan," ujar Psikolog alumnus UI ini.

Lalu, sambungnya, berikan kelekatan Ayah dan Ibu kepada anak dari jiwa ke jiwa. "Coba tanyakan kepada diri sendiri, apa yang menjadi tujuan dari pengasuhan," imbuh Elly.

Elly menambahkan,“Komunikasi yang baik dengan membaca tubuh anak, mendengarkan dengan aktif, dan merasakan apa yang ia rasakan. Sebab yang terjadi kini, orang tua hanya marah saja hingga menyebabkan anak tidak dapat berpikir, memilih, dan mengambil keputusan. Akhirnya, anaknya berjiwa hampa.”

Ajak anak juga, sambung Elly, menyukai agama. "Libatkan emosi dalam mempelajari agama. Dia akan bereksplorasi dengan agamanya dan mencintai agamanya tanpa ada tekanan," ujarnya.

Pilar keenam adalah siapkan anak memasuki akil balik. Sebab, mereka itu sudah aktif secara seksual (sexuality active), menurut Elly.

Pilar terakhir, sambung Elly, ingatkan anak untuk menahan pandangan dan jaga kemaluan. Apalagi, di rumah, misalnya terdapat fasilitas WiFi, yang awalnya untuk belajar, namun karena kini pornografi itu mencari mangsa. Jadi, tetap mengawasi aktivitas anak dan senantiasa mengingatkan anak akan bahaya konten pornografi.

"Fungsi mulia otak untuk berpikir akan rusak menjadi "binatang". Dia akan kecanduan terhadap seks. Jadi, ingatkan selalu anak-anak dan beri mereka alternatif kegiatan yang tepat," imbuhnya.

Sumber: Gohitz