Mahasiswa ITB Ciptakan Gel Penghilang Komedo

id mahasiswa itb ciptakan gel penghilang komedo

Mahasiswa ITB Ciptakan Gel Penghilang Komedo

Jakarta (Antarariau.com)- Mahasiswa jurusan Sains dan Teknologi Fakultas Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB) menciptakan inovasi masker antikomedo yang lebih aman digunakan untuk mengangkat komedo dibandingkan produk yang sudah ada.

Salah satu peneliti dari Sekolah Farmasi ITB, Febi Damayanti, di Jakarta, Kamis malam (16/6), memaparkan produk ciptaannya yang dinamai Goyava itu diyakini lebih aman terhadap kulit wajah dibandingkan produk atau cara lain dalam mengangkat komedo.

Dia menjelaskan, Goyava merupakan gel yang dapat dioleskan pada wajah yang hendak diangkat komedonya. Gel tersebut kemudian akan mengecilkan ukuran komedo yang kemudian lebih mudah mengangkatnya dari pori-pori kulit saat gel yang mengering dikelupas.

"Cara kerjanya, jadi zat aktif dari daun jambu biji akan penetrasi menembus pori-pori untuk mengubah struktur komedo, mengecilkan komedo," kata Damayanti, seraya menyebut bahan dasar obat kosmetiknya berasal dari daun jambu biji (Guajava sp.)

Dia menjelaskan, cara mengangkat komedo dengan perekat yang biasa ditemukan di pasaran bisa berbahaya bagi kulit wajah karena mengangkat komedo secara paksa dengan menggunakan perekat sangat kuat.

Komedo pada dasarnya adalah lemak alias lipida di wajah yang terbentuk di dalam jaringan kulit dan keluar melalui pori kulit wajah.

Selain itu cara mengangkat komedo dengan menggunakan komedo extractor (pada praktinya dikenal awam sebagai disebut facial) di salon kecantikan lebih berbahaya karena menggunakan alat keras dengan cara yang kasar.

Pengangkatan komedo dengan cara ini menimbulkan rasa sakit serta membuat kulit kemerahan setelahnya.

Sementara yang dilakukan Goyava dengan mengecilkan ukuran komedo dan kemudian mengangkatnya bersama dengan gel yang mengering.

Produk Goyava yang merupakan hasil dari penelitian selama Januari-September 2015 tersebut akan diupayakan dijual dengan harga yang bersaing di pasaran.

Rencananya Damayanti dan empat orang temannya yang masuk dalam tim penelitian akan mendaftarkan produknya ke Badan Pengawas Obat-Obatan dan Makanan untuk mendapatkan sertifikasi.