Magelang (Antarariau.com)- Sedikitnya 50 grup kesenian bakal ikut menggelar pementasan pada agenda tahunan, Festival Lima Gunung XV/2016, yang diselenggarakan secara mandiri oleh para seniman petani Komunitas Lima Gunung Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
"Berbagai kelompok kesenian yang ikut dalam festival kami tahun ini, selain oleh berbagai grup kesenian Komunitas Lima Gunung, juga dari berbagai kelompok lain di Magelang, dan juga mereka dari berbagai komunitas di kota-kota besar," kata Ketua Komunitas Lima Gunung Kabupaten Magelang Supadi Haryanto di Magelang, Minggu malam.
Festival Lima Gunung XV rencananya berlangsung di kawasan antara Gunung Merapi dan Merbabu di Dusun Keron, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang pada 21-24 Juli 2016, sedangkan pembukaannya di Candi Gunung Wukir, Dusun Canggal, Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang pada 19 Juli 2016.
Ia mengatakan berbagai kesenian yang bakal dipentaskan, antara lain tarian dan musik baik tradisonal maupun kontemporer, performa dan instalasi seni berbahan alam, kirab budaya, peluncuran buku, pameran seni rupa, prosesi ritual, dan pidato kebudayaan.
"Berbagai persiapan panitia dan koordinasi dengan berbagai grup dari luar kota hingga saat ini terus kami lakukan," ujarnya usai rapat lanjutan persiapan kegiatan itu di salah satu rumah pegiat Komunitas Lima Gunung (Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, Menoreh) yang juga dalang, Sih Agung Prasetyo, di Desa Sudimoro, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.
Ia mengatakan tema besar Festival Lima Gunung XV/2016 adalah "Pala Kependhem". Tema itu secara harfiah menunjuk kepada kekuatan ketahanan pangan dari hasil pertanian yang sifatnya terpendam dalam tanah, antara lain singkong, ubi, talas, dan gembili.
Namun, ujarnya, secara simbolis, tema tersebut hendak menunjuk kepada kekayaan bumi Nusantara (Jawa), sebagaimana tertulis dalam Prasasti Canggal (Ditemukan di Candi Gunung Wukir) tentang kesejahteraan, kemakmuran, keamanan, dan ketenteraman Jawadwipa pada masa lampau.
Festival yang digelar oleh komunitas seniman petani tersebut hingga saat ini dikenal luas dan bahkan hingga luar negeri, terutama karena bertumpu kepada kekuatan sanak kadang dan semangat kemandirian.
"Tanpa proposal dan tanpa sponsor," kata Supadi yang juga seorang juragan sayuran di kawasan Gunung Andong, Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang itu.
Dinamika kehidupan komunitas selama ini dengan inspirator utama budayawan yang juga dikenal sebagai Presiden Komunitas Lima Gunung, Sutanto Mendut. Para petinggi komunitas menyebut penyelenggaraan festivalnya sebagai tidak berembuk duit.
Penyelenggaraan festival mereka selama ini, selalu menjadi daya pikat kehadiran ribuan orang, termasuk antara lain para tokoh nasional, kalangan budayawan, rohaniwan, pemerhati seni, dan akademisi lintas disiplin ilmu.
Berita Lainnya
Polisi periksa lima orang panitia festival musik Berdendang Bergoyang
31 October 2022 15:56 WIB
Pengamat: Festival Lima Gunung tumbuh dan berkembang dari kekuatan budaya warga desa
01 October 2022 11:10 WIB
Lima anak berambut gimbal jalani prosesi ruwatan di Dieng Culture Festival
02 November 2021 12:19 WIB
Stevie Nicks batal tampil di lima festival musik karena khawatir COVID-19
12 August 2021 9:49 WIB
Festival Film Jepang 2019 akan hadirkan 12 karya terbaru di lima kota Indonesia
19 October 2019 16:29 WIB
Lima Kelompok Akan Meriahkan Festival Teater Jogja
20 September 2014 9:33 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB