ASITA: Sampah Pekanbaru Ancam Kunjungan Wisatawan

id asita sampah, pekanbaru ancam, kunjungan wisatawan

ASITA: Sampah Pekanbaru Ancam Kunjungan Wisatawan

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Asosiasi Biro Perjalanan dan Wisata Indonesia (ASITA) Riau menilai, onggokan sampah di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau yang telah bertahan sebulan penuh, telah mengancam tingkat kunjungan wisatawan ke daerah berjuluk "Kota Bertuah" tersebut.

"Bagi orang yang berkunjung ke suatu kota, apalagi ibu kota provinsi, tentu dia memiliki kesan pertama. Kalau itu dilakukan dalam sebulan terakhir, tentu kecewa karena melihat onggokan sampah dimana-mana," papar Ketua ASITA Riau, Dede Firmansyah di Pekanbaru, Senin.

Menurutnya, kondisi itu berbeda dengan orang yang sudah pernah melakukan kunjungan secara berkali-kali untuk tujuan bisnis atau wisata seperti berselancar di atas gelombang Bono, Kabupaten Pelalawan atau melakukan ritual keagaan di Candi Muara Takus, Kabupaten Kampar.

Dede berujar, seharusnya Pemerintah Kota Pekanbaru memiliki solusi dalam penanggulangan masalah sampah terutama sampah domestik rumah tangga secara berkelanjutan dan dampak tidak dirasakan bagi warga lokal, apalagi para tamu yang berkunjung.

"Kalau kita bandingkan dulu, Pekanbaru itu terkenal bersih. Itu ada pada kesan orang ketika berkunjung dan sampai berulang-ulang. Memang fatal gara-gara sampah, apalagi provinsi sedang kembang berbagai potensi pariwisata dan Pekanbaru sebagai wajan ibu kota provinsi," katanya.

Catatan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pekanbaru tahun ini menyebut, dengan jumlah penduduk sekitar 1,3 juta jiwa mendiami wilayah itu, telah mampu menghasilkan sampah 500 ton per hari atau rata-rata per rumah tangga menghasilkan 2,6 kilogram sampah.

Selama ini, hampir 90 persen sampah di daerah itu dimusnahkan dengan cara konvensional, 69 persen diantaranya diangkut dan ditimbun di tempat pembuangan akhir di Kilometer 23, Kelurahan Muara Fajar, Kecamatan Rumbai.

"Harusnya wali kota Pekanbaru, miliki 1001 siasat dalam menanggulangi sampah. Entah tekan camat dan lurah. Itu kan bisa dilakukan. Yang jelas di mata nasional Pekanbaru, bukan lagi kota yang bersih," ucap Dede.

Wali Kota Pekanbaru, Firdaus MT pekan lalu menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas ketidaknyamanan terkait tumpukan sampah menggunung dalam sebulan terakhir di saat Rapat Paripurna Istimewa HUT Kota Pekanbaru ke-232 di Gedung DPRD Pekanbaru.

"Saya minta maaf atas ketidaknyaman beberapa pekan belakangan ini. Program kami kali ini gagal dengan pihak ketiga, sehingga berujung pada pemutusan kontrak," kata Firdaus di sela-sela pemaparan program Kota Pekanbaru saat paripurna.

Seperti diketahui, sejak diputusnya kontrak kerja pihak ketiga PT Multi Inti Guna serta pencopotan kepala dinas kebersihan dan pertamanan setempat, penanganan dan pengelolaan sampah belum sepenuhnya berjalan karena masih ada sampah yang tidak terangkut.

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman telah meminta dengan tegas permasalahan sampah di Kota Pekanbaru harus segera dituntaskan sebelum Idul Fitri 1437 Hijriah.

"Sebelum hari raya sampah harus segera selesai, kita sama-sama mengatasi dengan gotong-royong," kata Gubernur Riau yang akrab disapa Andi Rachman usai melantik bupati dan wakil bupati Siak terpilih pekan ini.