Sinergi bersama RAPP, Wabup Meranti Imbau Masyarakat Cegah Karhutala

id sinergi bersama, rapp wabup, meranti imbau, masyarakat cegah karhutala

Sinergi bersama RAPP, Wabup Meranti Imbau Masyarakat Cegah Karhutala

Pekanbaru (Antarariau.com) - PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) terus berkomitmen untuk bersama-sama pemerintah dan masyarakat melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan mengadakan sosialisasi Program Fire Awareness Community (FAC) di Aula Kantor Bupati Kepulauan Meranti, Selatpanjang, Selasa.

Hadir Wakil Bupati Kepulauan Meranti, Said Hasyim, Wakil Kepala Polisi Resort Kabupaten Kep. Meranti, Rudi A. Samosir, Danramil 02/Tebing Tinggi Mayor Arh Bismi Tambunan, forkompimda, serta camat dan lurah se Kabupaten Kep. Meranti. Selain sosialisasi program, juga dilaksanakan Penandatanganan komitmen bersama dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan oleh Wakil Bupati, Wakapolres, dan Pak Sailal, Kepala Desa, Camat, dan Forkompimda.

Said Hasyim mengatakan pentingnya upaya bersama dalam menghadapi musim kemarau, terutama bagi Kabupaten Kepulauan Meranti yang semua wilayahnya merupakan lahan ghambut. Dengan bersinergi dengan perusahaan, diharapkan seluruh unsur masyarakat mampu mencegah bencana kebakaran.

"Kami sangat mengapresiasi semua langkah yang sudah dilaksanakan oleh RAPP dalam membantu mencegah terjadinya karhutla. Dan kini kami menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat bersama sama dengan camat, kepala desa, pemerintah, TNI dan POLRI untuk bekerjasama dengan perusahaan dalam mencegah munculnya api wilayah Kepulaun Meranti. Perlu diketahui bahwa kondisi Kepulauan Meranti adalah tanah gambut sehingga sangat rawan terbakar," ujarnya.

Manajer Fire Free Village Program, Sailal Arimi, menyampaikan tujuan diadakan kegiatan sosialisasi ini adalah untuk mengajak pemangku kepentingan di Kepulauan Meranti untuk turut serta dalam pencegahan kebakaran.

Bersama-sama dengan para pemangku kepentingan, termasuk Bupati, Forkompimda, TNI, Polri, Camat dan Lurah, kita ajak untuk siaga menghadapi musim kemarau. Selain sosialisasi program "Fire Awareness Community" (FAC), kami juga menginformasikan program Desa Bebas Api serta informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geologi (BMKG) Provinsi Riau.

"La Nina, atau fenomena di-pole-mode negatif yang berpeluang terjadi pada bulan Juli hingga September berkontribusi menambah tingginya suhu di Provinsi Riau. Meningkatnya suhu ini akan memicu terjadinya karhutla.

Sailal menambahkan, setelah melakukan sinergi dengan pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti, akan segera dilaksanakan sosialisasi ke masyarakat dari rumah ke rumah dan sekolah-sekolah serta melakukan patroli bersama dengan Polri dan TNI.

"Setelah lebaran, kita bersama-sama juga akan turun langsung ke masyarakat untuk melaksanakan sosialisasi bahayanya membakar lahan dan hutan dan memberikan edukasi kepada anak-anak sekolah sebagai upaya pencegahan karhutla sejak dini," ujar Sailal

Sebagaimana diketahui, program Masyarakat Siaga Api (FAC) ini merupakan salah satu program terobosan RAPP selain program Desa Bebas Api guna mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Program FAC ini menyasar puluhan desa di sekitar wilayah operasional perusahaan di Riau. Melalui program FAC ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya membakar lahan apalagi hutan dan sejalan dengan instruksi Presiden untuk mewujudkan Zero Fire atau Nihil Karhutla di Riau.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau mengklaim kinerja Satuan Tugas Siaga Darurat Kebakaran Lahan dan Hutan Riau, telah sukses melalui periode pertama musim kebakaran pada awal tahun ini.

"Riau sudah sukses melalui periode pertama kebakaran lahan dan hutan. Indikatornya dilihat dari jumlah titik panas dan luas kebakaran yang turun drastis pada bulan Januari hingga Mei, dibandingkan dengan tahun sebelumnya," kata Kepala BPBD Riau, Edward Sanger.

Selama ini, Provinsi Riau memang kerap dilanda dua kali periode Karlahut, yang pertama kerap terjadi pada Januari hingga Mei, terutama di daerah pesisir utara. Kemudian, kebakaran kembali terjadi pada Juli atau Agustus hingga akhir tahun saat musim kemarau. Dengan diperpanjangan status siaga darurat kebakaran Riau hingga empat bulan ke depan, atau hingga September 2016, ia berharap sinergi semua pihak untuk mencegah Karhutla bisa ditingkatkan.

"Keberhasilan mencegah kebakaran adalah keberhasilan kita semua, dari pemerintah, TNI, Polri, perusahaan dan juga masyarakat," kata Edward.