Pekanbaru, (Antarariau.com) - Direktur RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau, dr Nuzeli Husnedi, menyatakan pihaknya siap menampung pasien untuk melakukan vaksinasi ulang, sebagai antisipasi beredarnya vaksin palsu di daerah tersebut.
"Kalau usia anak masih masuk (kategori), lebih baik imunisasi ulang yang bisa dilakukan di rumah sakit pemerintah maupun puskesmas," kata dr Nuzeli kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.
Ia memastikan bahwa vaksin di Puskesmas maupun rumah sakit umum daerah terjamin keasliannya karena persediaannya disuplai langsung dari Kementerian Kesehatan. Ia menduga peredaran vaksin palsu di Riau bisa saja terdapat di klinik maupun rumah sakit swasta.
Menurut dia, imbas dari vaksin palsu terhadap anak relatif sulit untuk diidentifikasi, kecuali apabila terdapat reaksi alergi pada anak sebagai reaksi jangka pendek. Sebabnya, vaksin palsu diduga hanya berisi cairan NaCl atau larutan garam sehingga tidak terlihat dampaknya langsung.
"Untuk dampaknya ke tubuh dalam jangka pendek akan sulit dibedakan. Jadi, kalau anak kita apabila sempat divaksinasi di rumah sakit swasta dan kita ragu, lebih baik divaksinasi ulang kalau umurnya masih cukup," katanya.
Sebelumnya, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru melakukan uji kandungan terhadap temuan dua jenis vaksin palsu yang ditemukan di wilayah tersebut dengan mengirimkan sampel ke Jakarta. "Sesuai instruksi, maka sampel kita kirim ke BBPOM di Jakarta. Informasinya tanggal 30 (Kamis, 30/6) keluar hasilnya," kata Kepala BBPOM Pekanbaru, Indra Ginting.
Sampel vaksin yang dikirimkan BBPOM Pekanbaru merupakan hasil temuan dari dua sarana penyalur di ibukota Provinsi Riau tersebut pada Minggu (25/6) lalu. Hanya saja, dia tidak bersedia menjelaskan secara rinci nama dan lokasi sarana penyalur tersebut dengan alasan masih tahap penyelidikan.
Dua jenis vaksin berjumlah total 20 botol yang ditemukan BBPOM itu terdiri dari 10 vaksin serum untuk kekebalan akibat gigitan satwa buas seperti ular serta vaksin untuk pengobatan tetanus. Kedua jenis vaksin itu ditemukan setelah BBPOM melakukan pengawasan terhadap 41 lokasi penyalur distribusi vaksin di Pekanbaru.
Dia mengatakan, pengawasan yang melibatkan pihak kepolisian itu dilakukan dengan cara penyamaran atau "undercover buy". Menurutnya, temuan itu berawal dari didapatnya struk atau bukti pembelian vaksin dari sebuah apotek saat pengawasan berlangsung.
Kemudian, petugas melakukan pendalaman guna mencari tahu dari mana vaksin berbentuk botol kecil seharga Rp250-300 ribu itu berasal. Dari lokasi yang ditentukan tersebut BBPOM berhasil menemukan tempat penjualan tersebut.
Sayangnya, belum banyak informasi yang diberikan terkait lokasi penjualan itu. Saat ini, BBPOM masih terus melakukan pendalaman sementara menunggu hasil uji lab tersebut keluar.
"Analisa kami, mereka sudah lama. Mungkin satu tahun terakhir," kata Indra saat ditanya berapa lama mereka diduga beroperasi. Terkait kemana saja peredarannya, dia belum dapat memastikan hal tersebut.
Lebih jauh, dia juga belum dapat memastikan apakah vaksin palsu yang ditemukan tersebut masih ada kaitannya dengan temuan vaksin yang marak di Pulau Jawa.
Berita Lainnya
Presiden Jokowi kunjungi RSUD H. Hanafie Jambi, cek infrastruktur dan alkes
04 April 2024 14:47 WIB
Presiden Jokowi tinjau pasar dan RSUD dalam kunjungan kerja ke Jambi
03 April 2024 11:46 WIB
Presiden Jokowi akan tinjau RSUD Sibuhuan dan serahkan bantuan pangan
15 March 2024 9:42 WIB
Pemprov DKI siapkan faskes jiwa bagi peserta pemilu di puluhan Puskesmas-RSUD
06 February 2024 12:29 WIB
RSUD Probolinggo sukses lakukan operasi perdana bedah saraf anak usia 6 tahun
10 January 2024 14:27 WIB
RSUD Siak dan YKI Riau sosialisasi pencegahan kanker serviks
26 September 2023 19:59 WIB
Dikunjungi Dinkes Riau, RSUD Meranti ungkap semua kebutuhan peningkatan layanan masyarakat
24 August 2023 11:12 WIB
RSUD Arifin Ahmad Riau jadi RS pertama RI yang sukses operasi penyumbatan arteri
28 May 2023 18:19 WIB