Daging Ayam Ras Picu Inflasi Riau

id daging, ayam ras, picu inflasi riau

 Daging Ayam Ras Picu Inflasi Riau

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Badan Pusat Statistik menyatakan inflasi di Provinsi Riau pada Juni sebesar 0,43 persen, salah satunya sumber utamanya adalah kenaikan harga daging ayam ras.

"Inflasi sebesar 0,43 persen itu membuktikan telah terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 122,52 pada Mei 2016 menjadi 123,05 pada Juni 2016," kata Kepala BPS Provinsi Riau, Mawardi Arsad, di Pekanbaru, Jumat.

Menurut Mawardi, inflasi Riau 0,43 persen itu terjadi karena adanya kenaikan indeks harga konsumen pada lima kelompok pengeluaran, dengan inflasi tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,51 persen dengan andil 0,35 persen.

Sedangkan komoditas utama yang mengalami inflasi dan memberikan andil terbesar pada kelompok ini adalah daging ayam ras, telur ayam ras, wortel, kentang, ayam hidup, petai, apel, pepaya, dan lain sebagainya.

Kemudian diikuti kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,43 persen dengan andil 0,09 persen, kelompok sandang sebesar 0,28 persen dengan andil 0,02 persen.

Berikutnya kelompok kesehatan sebesar 0,15 persen dengan andil 0,01 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,04 persen dengan andil 0,01 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,01 persen dengan andil 0,001 persen.

"Untuk kelompok pengeluaran justru mengalami penurunan indeks harga atau deflasi yaitu kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,21 persen dengan andil 0,04 persen," katanya.

Sementara itu untuk tingkat deflasi tahun kalender tercatat sebesar 0,02 persen, sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 1,92 persen.

Selain itu, dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, semua kota mengalami inflasi. Adapun inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 2,14 persen, diikuti oleh Bungo sebesar 1,66 persen, Tanjung Pandan dan Batam masing-masing sebesar 1,46 persen.

Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Padang sebesar 0,10 persen dan Meulaboh sebesar 0,16 persen. Dari 10 ibukota di Provinsi Sumatera, inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang, Bengkulu, dan Banda Aceh.