PT BNS Dan Warga Padamkan Api Di Desa Teluk Bunian

id pt bns, dan warga, padamkan api, di desa, teluk bunian

PT BNS Dan Warga Padamkan Api Di Desa Teluk Bunian

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Kepedulian dan kerja keras yang diperlihatkan oleh 45 petugas pemadam kebakaran dari PT Bhumireksa Nusasejati (PT BNS) bersama warga melalui kerja sama dan kekompakan berhasil memadamkan api pada kebakaran yang terjadi di lahan tanaman kelapa milik masyarakat di Desa Teluk Bunian, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau atau berlokasi sekitar 700 meter dari Mandah Estate, PT BNS baru-baru ini. Menurut penduduk desa dan petugas MPA, begitu api mulai timbul dan ada peringatan, tim pemadam kebakaran PT BNS segera pergi ke lokasi bersama-sama dengan anggota masyarakat untuk memadamkan api. "Kami sangat menghargai upaya yang dilakukan oleh petugas PT BNS, masyarakat dan pemerintah daerah dalam memadamkan kebakaran yang terjadi di lahan masyarakat. Secara bersama-sama, tim berhasil menguasai dan pada akhirnya memadamkan api lebih cepat", ujar Yosi Ismail, Ketua Kelompok Tani Teluk Bunian yang juga merupakan Ketua Kelompok Masyarakat Peduli Api Desa Teluk Bunian. PT BNS adalah anak perusahaan Minamas Plantation di Riau, Sumatera. Bersama dengan satuan pemadam kebakaran masyarakat desa dan pemerintah setempat, petugas pemadam kebakaran berhasil memadamkan api dua hari kemudian. "Tim pemadam kebakaran PT BNS, petugas pemadamkebakaran dan Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Teluk Bunian serta pemerintah daerah, bekerja keras untuk memadamkan api sehingga tidak menyebar luas ke area lainnya," kata Manager Mandah Estate, Luhut Pandopatan Hutabarat. Pada awalnya, PT BNS mengirimkan 19 petugas dari tim pemadam kebakaran Mandah Estate yang dilengkapi dengan peralatan pemadam kebakaran, tetapi melihat api yang semakin membesar, ManajemenPT BNS mengerahkan seluruh tim pemadam kebakaran dari lima kebun lainnya untuk membantu. Secara total, 45 petugas pemadam kebakaran dari PT BNS dikerahkan ke lokasi pada hari kedua. Dilaporkan bahwa total 19 hektare lahan kelapa masyarakat di Desa Teluk Bunian rusak dalam kebakaran tersebut. Ia mengatakan, komitmen 5 Km Radius Pemantauan Kebakaran yang diterapkan Minamas Plantation, dimulai pada November 2015 dan disosialisasikan pada Maret 2016 itu sangat berperan dalam mengasah kepekaan petugas dan warga dalam memadamkan titik api. Berdasarkan komitmen tersebut, seluruh kebun harus melakukan pemantauan dan pengendalian kebakaran hotspot dalam radius 5 km dari garis batas kebun. Seluruh kebun juga telah dilengkapi peralatan pemadam kebakaran dan harus melibatkan masyarakat setempat untuk membantu mereka menyiapkan tim MPA. Selain itu, setiap kebun harus membina hubungan dengan perusahaan lain di sekitarnya untuk bekerja sama dalam pemantauan hotspot. Selain dari komitmen ini, Minamas, melalui perusahaan induknya, Sime Darby Plantation, juga memiliki sistem pemantauan 24 jam satelit hotspot yang mengirimkan email pemberitahuan setiap kali ada hotspot yang terjadi di dalam atau di sekitar daerah konsesi perusahaan. Masing-masing perkebunan akan diinstruksikan untuk menyelidiki hotspot tersebut dan segera diambil tindakan untuk memadamkan kebakaran termasuk yang terjadi dalam radius 5km dari garis bataskebun. Dalam upaya untuk mengutamakan transparansi, Sime Darby telah meluncurkan Hotspot Dashboard di situsnya sejak Oktober 2015 untuk menginformasikan kepada seluruh pemangku kepentingan tentang kejadian hotspot di daerah operasi perusahaan di Malaysia, Indonesia, Liberia, Papua New Guinea dan Solomon Islands. Desa Teluk Bunian adalah salah satu dari empat desa yang berada di sekitar perkebunan PT BNS dan juga merupakan salah satu desa penerima Program Pencegahan Kebakaran Berbasis Masyarakat antara Universitas Riau (UNRI) dan PT BNS. Program selama 10 bulan yang berakhir pada November 2015 itu berhasil menurunkan jumlah hotspot di desa-desa yang berpartisipasi pada 2015. Sebelum program ini dilakukan, 40 titik panas terdeteksi di sekitar PT BNS tahun 2013-2014 dan jumlah hotspot menurun menjadi hanya enam pada tahun 2014-2015 lalu menjadi NOL hotspot di Januari 2016.