Riau Butuh Transportasi Bagi Pelancong Menuju Destinasi Wisata

id riau butuh, transportasi bagi, pelancong menuju, destinasi wisata

Riau Butuh Transportasi Bagi Pelancong Menuju Destinasi Wisata

Pekanbaru (Antarariau.com) - Kalangan maskapai di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II berpendapat, belum tersedia transportasi dalam mengantarkan wisatawan terutama asing ke sejumlah destinasi wisata di Provinsi Riau, dianggap menyulitkan bagi pelancong itu sendiri.

"Kalau mereka (wisatawan), mau ke Bono. Dari bandara setempat menuju Bono, belum ada kan kendaraan bisa ditumpangi. Belum tersedia transportasi penunjang, sehingga menyulitkan mereka," ucap Ketua Komoditas Operator Penerbangan (AOC) Pekanbaru, Wahyu Wijanarko di Pekanbaru, Rabu.

Bagi pelancong sendiri terutama wisatawan asing, lanjutnya, akses transportasi menuju suatu destinasi pariwisata seperti di Riau yang dilalui lewat jalan darat karena daerah tersebut terkenal dengan wisata alam seperti gelombang Bono di Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan harus mendukung.

Belum lagi dengan potensi wisata budaya seperti Candi Muara Takus terletak di Desa Muara Takus, Kecamatan Tigabelas Koto Kampar, Kabupaten Kampar, dimana pemerintah daerah terutama provinsi belum serius membenahi infrastuktur.

Apalagi dengan tranportasi darat dengan berjarak sekitar 128 kilometer dari Kota Pekanbaru, sebagai ibu kota provinsi menuju ke arah Sumatera Barat karena candi tersebut merupakan kawasan cagar budaya nasional peninggalan sejarah masa lalu.

Padahal dari data Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Riau mengklaim, sekitar 2.000 orang wisatawan mancanegara pada tahun lalu setiap bulan mengunjungi Candi Muara Takus terutama para biksu berbagai negara.

"Transportasi penunjang, pun belum ada sampai saat ini seperti ke Candi Muara Takus, lalu ke Istana Siak Sri Indrapura. Itu sih kita sayangkan dari para pemangku kepentingan terutama di Riau," ucapnya.

"Transpotasi langsung ke tempat wisata di Riau perlu dilakukan dengan segera karena jaraknya cukup jauh. Paling dekat, sekitar dua jam kan. Belum lagi pembenahan infrastuktur baik menuju atau dilokasi destinasi wisata," kata Wahyu.

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman awal tahun ini telah memfokuskan pembenahan infrastruktur di berbagai daerah potensi wisata dan perbaikan dilakukan sejalan dengan promosi yang sedang gencar dilakukan di provinsi yang berjuluk Bumi Melayu tersebut.

"Pemerintah terus mendorong pembangunan infrastruktur, sebagai upaya kita untuk menggaet dan mempermudah akses wisatawan yang berkunjung ke Riau ini," katanya.

Arsyadjuliandi mengatakan, pemerintah provinsi saat ini terus mendorong sektor pariwisata berbasis budaya dengan sebutan "The Homeland of Melayu" sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian dan kejahteraan masyarakat.

Itu dilakukan setelah menurunnya pendapatan dari dua sektor yang selama ini menjadi andalan di Riau yakni perkebunan serta minyak dan gas bumi, kini mulai beralih ke sektor pariwisata yang diharapkan mampu menopang perekonomian masyarakat.

"Sektor pariwisata, dapat menghasilkan pendapatan instan tanpa proses panjang. Uangnya langsung berputar ke masyarakat. Kita ambil contoh kegiatan Bakar Tongkang yang telah masuk 10 besar destinasi wisata di Indonesia. Kegiatan ini telah berikan dampak ikutan kepada perekonomian warga di Rokan Hilir," katanya.