Pekanbaru (Antarariau.com) - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Cabang Pekanbaru mengungkapkan baru ada sekitar 7.500 investor dari Provinsi Riau yang berpartisipasi dalam pasar modal meskipun pada tingkat nasional berada pada posisi ke-9.
"Kita baru sekitar 7500 investor karena infrastruktur pasar modal di Riau agak pelan. Tapi untuk tingkat nasional masih tingkat 9, mungkin itu karena kita sudah 19 tahun di sini," kata Kepala Cabang PT BEI Pekanbaru, Emon Sulaiman di Pekanbaru, Kamis.
Dia mengatakan bahwa hal itu dikarenakan literasi yang masih sangat kecil. Dari sisi demografi, lanjutnya, hanya 11 persen di Riau yang lulusan sarjana. Hal ini menyulitkan sebab pasar modal membutuhkan pengetahuan yang lebih.
"Banyak yang punya telepon seluler tapi hanya digunakan untuk menelpon saja," tambahnya.
Oleh karena itu, pihaknya terus berupaya meningkatkan literasi dengan mempercepat penyebaran informasi.
Setiap bulan, katanya, dia menggelar sekolah pasar modal. Selain itu juga pameran, turun ke car free day melakukan edukasi literasi.
"Kolaborasi dalam melakukan edukasi bisa beragam, bahkan ada juga dengan seni budaya. Seperti sosialisasi ke daerah-daerah saat iven seni pacu jalur dan bakar tongkang," ujarnya.
Karena Riau bukan hanya Pekanbaru yang memiliki sejuta penduduk, tapi daerah lain juga mempunyai kantong-kantong yang besar. Seperti di perusahaan kehutanan dan perkebunan sawit yang punya sebaran yang luas sebab di daerah masyarakat masih menganggap bank yang paling aman, takut untuk investasi.
Dikatakannya bahwa dalam berinvestasi prinsipnya semua beresiko dan tidak bisa berharap untung begitu saja. Hal ini disebabkan karena resiko dan keuntungan pada pasar modal itu berbanding lurus.
Untuk memperkuat literasi tersebut, Otoritas Jasa Keuangan yang juga mengawasi kegiatan oasar modal membentuk suatu forum. Pihak terkaitnya meliputi lembaga keuangan sepwrti bank, perusahaan pembiayaan, asuransi dan termasuk pengelola pasar saham.
BEI Pekanbaru Lakukan Edukasi Literasi Pasar Modal Di Car Free Day
