Kuliner Indonesia Jadi Primadona Di Australia

id kuliner indonesia, jadi primadona, di australia

Kuliner Indonesia Jadi Primadona Di Australia

Perth (Antarariau.com)- Ajang promosi budaya dan kuliner KREASI (Kuliner, Etnik, dan Seni) Indonesia yang digelar setahun sekali dalam rangka perayaan hari jadi Republik Indonesia di Kota Perth, Australia Barat, akhir pekan lalu, kembali mendulang sukses.

Acara itu menyajikan atraksi selama 7 jam tanpa henti dan ribuan pengunjung yang antusias mengikuti kegiatan di dalam dan di luar ruangan.

KREASI Indonesia pertama kali digelar pada tahun 2015 sebagai gebrakan promosi budaya dan kuliner terbesar Indonesia di negara bagian Australia Barat.

Dengan dukungan penuh dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) untuk Australia Barat di Perth, Indonesian Diaspora Network (IDN), Balai Bahasa Indonesia Perth, Garuda Indonesia, dan berbagai organisasi masyarakat Indonesia di Australia Barat, KREASI Indonesia tahun ini berhasil menghadirkan sekitar 5.000 orang pengunjung.

Penonton berasal dari berbagai kalangan meliputi pejabat pemerintah, anggota parlemen, guru-guru Bahasa Indonesia, pelajar Indonesia, warga non-Indonesia, serta masyarakat Indonesia yang telah lama bermukim di Perth dan sekitarnya.

KREASI Indonesia 2016 yang bertajuk "Unity in Diversity" dibuka secara resmi oleh Konjen RI Perth, Ade Padmo Sarwono, ditandai dengan pemukulan gong. Dalam sambutannya Ade menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan kerja bareng semua organisasi Indonesia dan diharapkan mampu mempererat hubungan antara masyarakat Indonesia-Australia.

Pada tahun ini, KREASI Indonesia menghadirkan lebih dari 200 orang artis yang tampil dalam tiga sesi secara maraton. Pada sesi perdana 11.00-13.30 siang, penonton disuguhi konser bertajuk "Indonesia in Diversity" yang menampilkan paduan suara lagu-lagu nasional dan tarian kolosal dari Sabang sampai Merauke. Turut memeriahkan acara kelompok pemusik Bink Vho yang khusus hadir dari provinsi Serambi Mekah untuk membawakan lagu-lagu khas Aceh.

Pada sesi kedua yang dimulai pukul 13.30 waktu setempat atau 12.30 WIB, pengunjung diajak untuk bernyanyi dan menari bersama artis-artis pendukung KREASI Indonesia, yang menampilkan grup vokal anak-anak dan permainan biola serta gitar oleh anak-anak. Di sesi ini pasangan sineas Nia Zulkarnaen dan Ari Sihasale hadir menyampaikan kisah perjalanan mengelilingi Papua selama 80 hari untuk pembuatan film dokumenter "Uncover Papua".

Film "Uncover Papua" mengisahkan keindahan alam Papua dan Papua Barat, tentang penduduk dan budaya lokal. Acara kemudian diisi oleh grup musik asal Papua "Pacenogei" yang membawakan lagu-lagu hits mereka antara lain "Su Tralu Lama" dan mengajak penonton untuk menari tarian khas Papua yakni Yospan. Tampak para mahasiswa dan pelajar Papua yang hadir siang itu turut bernyanyi dan menari.

Sesi ketiga digelar di luar ruangan Stadium Curtin University, dengan menampilkan tim angklung oleh Dharma Wanita Persatuan KJRI Perth. Mereka mengajak para penonton untuk turut memainkan angklung. Di sesi ini pula para penari Bali hadir menyuguhkan Tarian Kecak yang eksotis dan penutup pertunjukan 7 jam tanpa jeda ini adalah tarian api yang dibawakan secara spektakuler oleh grup Jatayu Productions.

Di KREASI Indonesia 2016 panitia menyiapkan 45 kios yang menjual beraneka makanan khas Indonesia, busana asli Indonesia, serta beberapa organisasi yang aktif mempromosikan hubungan Indonesia-Australia.

Tak kurang dari 100 jenis makanan dan minuman dijual di KREASI Indonesia, meliputi masakan Sunda, Makassar, Palembang, Padang, Bali, Yogya, dan lainnya. Festival kuliner ini membuat siapa saja bisa merasakan sedang berada Indonesia sembari menyantap suguhan khas Indonesia.

Turut memeriahkan acara adalah komunitas gamelan warga Australia yang dibina oleh KJRI Perth, Asosiasi Pemuda Indonesia-Australia (AIYA), Balai Bahasa Indonesia Perth, Indonesia Institute, Bali Peace Park, ACICIS, dan beberapa organisasi lain yang mempromosikan kegiatan mereka.