Delapan "Dukun" Ikut Lakukan Pencarian Terhadap Anggota TNI Yang Hilang

id delapan, dukun ikut, lakukan pencarian, terhadap anggota, tni yang hilang

 Delapan "Dukun" Ikut Lakukan Pencarian Terhadap Anggota TNI Yang Hilang

Rokan Hilir (Antarariau.com) - Pratu Wahyudi, Prajurit TNI Denrudal 004 Dumai yang hilang sejak 18 Agustus saat melakukan pemadaman kebakaran lahan dan hutan di Kampung Medan, Labuhan Tangga Besar Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir, Riau ternyata dalam waktu dekat akan menikah.

Bupati Rokan Hilir Suyatno di Bagansiapiapi, Senin, menceritakan bahwa ia langsung menelpon calon istri Pratu Wahyudi sebanyak 21 kali, namun tidak ada jawaban.

"Saya menghubungi langsung sama calon istrinya saat berada dilokasi pada Minggu (21/8) sore bersama Danrem, tapi tak diangkat. Namun saya mendapat kabar bahwa keluarganya sudah tahu dan bersedih," kata Suyatno.

Upaya yang dilakukan ini menurut dia juga sebagai langkah untuk mencari Wahyudi. Selain itu, ia mengatakan upaya pencarian dengan cara mendatangkan delapan dukun atau "orang pintar" hingga kini belum membuahkan hasil.

Upaya lainnya pihak Korem 031 Wirabima juga melakukan pelacakan terhadap rekening bank milik Pratu Wahyudi, serta mengecek penerbangan pesawat namun tidak ditemukan adanya transaksi.

"Menurut keterangan orang pintar baik dukun, paranormal maupun khalifah menyebutkan bahwa Pratu Wahyudi berada diatas pohon yang tinggi didekat lokasi kebakaran lahan dan hutan. Hal ini bisa dipercaya atau tidak namun yang pasti akan menjadi upaya kami bersama agar bisa segera ditemukan," katanya.

Pencarian Wahyudi hingga saat ini terus dilakukan disamping prajurit TNI berupaya melakukan pemadaman karlahut di Kampung Medan, Labuhan Tangga Besar, Kecamatan Bangko. Meskipun hujan lebat pada Minggu (21/8) malam selama dua jam di Bagansiapiapi namun lokasi kebakaran di Labuhan Tangga tidak ada turun hujan.

"Makanya saya minta seluruh masyarakat Rohil berdoa agar prajurit yang hilang segera ditemukan dan hujan turun agar api yang menyala selama delapan hari ini bisa padam," harapnya.

Dia pun mengaku sudah lima hari turun ke titik api di Kecamatan Pekaitan, Kubu dan terakhir tiga kali di Labuhan Tangga Besar, Kecamatan Bangko, bahkan hingga malam hari membantu mencari prajurit TNI yang hilang.

"Luar biasa capeknya ditambah asap yang pengat membuat kalau sudah sampai dirumah langsung mandi, makan terus tidur pagi hari baru terjaga. Hujan tadi malam juga saya tak sadar," tuturnya.

Seorang tokoh masyarakat, Ikam (56) mengatakan, kampung orang bunian berbeda dimensi dengan alam manusia dan biasanya apabila manusia tersesat akan disambut bak raja di kampung tersebut.

"Kalau saya lihat dalam beberapa hari ini kejadian Prajurit TNI yang hilang itu bisa jadi tersesat di kampung orang bunian," kata Ikam.

Ia menjelaskan bahwa orang bunian sudah ada sejak lama dan memang memiliki kampung sendiri hanya saja tidak terlihat secara kasat mata.

"Biasanya saat manusia tiba di kampung itu akan disuguhkan berupa makanan. Ada tiga pilihan nasi putih, hitam dan kuning maka akan dipilih oleh manusia tersebut," katanya.

Menurutnya apabila manusia memilih nasi hitam maka kemungkinan untuk kembali ke alam nyata diperkirakan cukup lama berbeda dengan nasi putih dan kuning biasanya hanya sekitar 7-10 hari.

Masih menurut dia bahwa di kampung itu manusia yang masuk tidak akan merasa aneh pasalnya kampung tersebut sangat ramai seperti dialam nyata. Bahkan disana manusia tetap akan makan, tidur dan melakukan kegiatan seperti biasanya.

"Disana itu barang-barang yang kita bawa walau hanya kalung dari tali biasa berharga, bahkan bisa ditukar dengan makanan dan keperluan lainnya. Ini saya dapat cerita dulunya pernah juga orang tersesat dan kembali lagi dan bercerita hal yang demikian," katanya. (ADV)

Oleh: Dedi Dahmudi