Sempat Nihil, NASA Kembali Deteksi 42 Titik Panas Di Sumatera

id sempat nihil, nasa kembali, deteksi 42, titik panas, di sumatera

Sempat Nihil, NASA Kembali Deteksi 42 Titik Panas Di Sumatera

Pekanbaru (Antarariau.com) - Satelit Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mendeteksi 42 titik panas berada di Sumatera, setelah sempat dinyatakan nihil karena alat teknologi NASA tersebut tidak dapat memantau sumber titik panas di daratan permukaan Bumi wilayah tertentu.

"Kemarin sore dan tadi pagi, satelit sempat alami blank area (tidak dapat mendeteki). Tapi pukul 16.00 WIB sudah berfungi bahwa 42 titik panas tersebar pada enam provinsi di Sumatera," terang Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin di Pekanbaru, Selasa.

Dia mengatakan hal itu, setelah melihat sebaran wilayah titik panas di Sumatera dari data yang rilis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) berdasarkan pantauan sensor modis pada citra satelit milik NASA yakni Aqua dan Terra.

Analisis LAPAN menyebut, 42 titik panas tersebut merupakan akumulasi atas kepercayaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di enam provinsi dengan tingkat sedang mulai 50 sampai 69 persen dan tingkat tinggi khususnya di Riau mulai 70 hingga 100 persen.

Sugarin merinci, mayoritas total titik panas di Sumatera masih terkosentrasi di Riau dengan jumlah 34 titik, Lampung tiga titik, Sumatera Barat dua titik, Sumatera Utara, Jambi dan Bangka Belitung masing-masing satu titik.

Ke-34 titik panas di Riau tersebar pada tujuh kabupaten/kota yakni Bengkalis 11 titik, Rokan Hilir 10 titik, Pelalawan lima titik, Dumai tiga titik, Siak dan Rokan Hulu sama-sama berbagi dua titik serta Indragiri Hulu satu titik.

Dia melenjutkan, terdapat tiga daerah dari 34 titik panas tersebut dengan jumlah 15 titik diantaranya merupakan titik api, sebab memiliki tingkat kepercayaan di atas 70 persen potensi karlahut.

"Tiga daerah yakni Rokan Hilir tujuh titik api, Bengkalis enam titik api dan Dumai terdeteksi dua titik api," jelas Sugarin.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Riau dan Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) mengklaim, pada lahan delapan perusahaan dengan kasus karhutla tahun lalu dihentikan Polisi melalui penerbitan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3), di tahun ini kembali terbakar.

"Hampir setiap tahun terjadi, itu dilepaskan oleh kepolisian. Nah, tahun ini juga, kami catat ada beberapa titik panas di kawasan yang kasusnya di-SP3-kan itu," kata Direktur Eksekutif Walhi Riau, Riko Kurniawan.

Aktivis Jikalahari merilis data yang dirangkum terkait titik panas yang ditemukan di lahan delapan perusahaan ikut SP3 oleh Polda Riau tersebut pada Agustus tahun ini.

Delapan perusahaan tersebut yakni PT Dexter Perkasa Industri Indonesia ditemukan satu titik, PT Siak Raya Timber satu titik, PT Bina Duta Laksana satu titik dan PT Perawang Sukses Perkasa Industri satu titik.

Lalu PT Ruas Utama Jaya dua titik, PT Huta Sola Lestari tiga titik, PT Suntara Gajah Pati tiga titik, dan terbanyak PT Sumatera Riang Lestari dengan jumlah total 13 titik.

"Delapan di antaranya merupakan perusahaan yang di-SP3-kan Polda Riau," ujar Wakil Koordinator Jikalahari Made Ali.

Seperti diketahui, terdapat total 623 titik api tersebar di Riau selama dua pekan. Sebanyak 267 titik berada di areal sekitar 45 perusahaan hutan tanaman industri (HTI) dan perkebunan kelapa sawit.