Pekanbaru (Antarariau.com) - Komandan Resor Militer 031/WB Brigadir Jenderal TNI Nurendi menyatakan bahwa Pratu Wahyudi anggota TNI AD dari Detasemen Artileri Pertahanan Udara Rudal-004 Dumai, tewas dengan luka bakar cukup serius.
"Cukup memprihatinkan karena terbakar. Kaos, celana loreng compang-camping, sepatunya juga terbakar," kata Brigjen TNI Nurendi menceritakan kondisi korban kepada wartawan di Pekanbaru, Selasa.
Pratu Wahyudi, seorang anggota TNI ditemukan tidak bernyawa di lokasi kebakaran hutan dan lahan di Desa Labuhan Tangga kecamatan Bangko Rokan Hilir Riau. Jenazah korban ditemukan pada Selasa siang tadi sekitar pukul 11.30 WIB setelah enam hari hilang sejak Kamis pekan lalu (18/8).
Brigjen Nurendi bersama Gubernur Riau dan sejumlah unsur pimpinan daerah lainnya langsung terbang ke Kota Dumai untuk melihat langsung kondisi korban.
Ia melanjutkan, kondisi lahut yang terbakar sangat sulit dipadamkan karena selain menghasilkan asap tebal, api juga masuk ke dalam tanah. Itulah menurut Nurendi dugaan penyebab meninggalnya prajurit yang rencananya akan melangsungkan pernikahan itu.
"Tidak mudah memadamkan gambut yang dibakar. Tentara pun alami kesulitan. Jarak pandang hanya satu meter, sehingga korban terjerembab (ke dalam bara api gambut)," katanya.
Nurendi yang juga menjabat sebagai komandan satuan tugas (Satgas) Karhutla Riau itu menambahkan korban bersama empat rekannya sempat menjalin komunikasi sebelum hilang pada Kamis lalu. Namun, komunikasi yang sempat terjalin terputus sekitar pukul 17.30 WIB dengan kalimat tiga kali takbir.
"Yang paling akhir, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar," urainya.
Hingga akhirnya, korban ditemukan sekitar 500 meter dari lokasi awal hilang terakhir dengan sejumlah luka bakar di sekujur tubuh.
Dengan nada sedikit kesal, Nurendi mengatakan Riau seharusnya tidak boleh lagi ada kebakaran. Apalagi hingga menyebabkan korban seperti ini. Seharusnya seluruh pihak mulai dari Kepala Desa, Lurah, Camat, dan masyarakat sama-sama menjaga daerah masing-masing.
"Saya imbau yang membakar apa tidak kapok. Sudah 18 tahun, dan ini masuk 19 tahun masih membakar. Jaga kampung masing-masing. Jangan biarkan lahan terus terbakar. Kalau semua sadar, dijaga, pasti bisa," jelasnya.
Lebih jauh, ia tetap meminta kepada ribuan personil yang saat ini masih bertugas melakukan pemadaman agar terus semangat.
"Kita semua dan teman-teman, seluruh yang tergabung dalam Satgas, masih bertugas jangan patah semangat. Harus semangat lawan api. Jangan menyerah dengan pembakar lahan. Lanjutkan perjuangan temannya yang gugur," tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Pratu Wahyudi, saat bertugas memadamkan Karhutla.
"Ini suatu pengorbanan yang dilakukan prajurit TNI. Di satu sisi Tim Satgas berhasil menekan kebakaran hutan, namun sangat Riau kehilangan," kata Arsyadjuliandi Rachman.
Dikatakan pria yang akrab disapa Andi Rachman tersebut, duka mendalam yang dirasakan Provinsi Riau atas gugurnya Pratu Wahyudi dalam bertugas. Ia juga mendoakan agar arwah jenazah diterima di sisi sang Pencipta.
Berita Lainnya
Kepercayaan terhadap polisi turun lantaran kasus Sambo, ini permintaan Kapolri
19 August 2022 8:23 WIB
Ferdy Sambo perintahkan penembakan terhadap Brigadir Joshua
09 August 2022 19:45 WIB
Brigjen TNI Nurendi: Oktober 2016, Karhutla Riau Turun 60 Persen
24 October 2016 11:57 WIB
PBB sebut rumah sakit seharusnya tidak boleh dijadikan medan pertempuran
16 November 2023 11:38 WIB
Presiden Jokowi sebut BIJB Kertajati-Tol Cisumdawu seharusnya rampung bersamaan
11 July 2023 11:41 WIB
Realisasi investasi tinggi, seharusnya pusat perhatikan infrastruktur Riau
23 November 2022 13:14 WIB
Farmakolog UGM: Pelarangan penggunaan obat sirop seharusnya tidak dipukul rata
22 October 2022 12:19 WIB
WHO katakan penutupan sekolah seharusnya jadi upaya terakhir
16 September 2020 16:15 WIB