59 Tahun Riau Dimaknai Pikul Amanah Titipan Masyarakat

id 59 tahun, riau dimaknai, pikul amanah, titipan masyarakat

59 Tahun Riau Dimaknai Pikul Amanah Titipan Masyarakat

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman memaknai setelah 59 tahun berdirinya Bumi Lancang Kuning itu, dengan kembali mengingatkan seluruh jajaran pemerintahan setempat mengenai tanggungjawab yang dipikul karena besarnya harapan masyarakat dalam pembangunan di wilayah setempat.

"Kami menyadari harapan masyarakat Riau terhadap pembangunan daerah ini bergantung pada pundak kami. Kami harap dengan ini kami bisa menyatukan persepsi untuk membangun negeri," kata Arsyadjuliamdi Rachman dalam amanahnya di Pekanbaru, Kamis.

Dikatakan Andi Rachman, begitu pria ini akrap disapa, di usia Riau yang cukup matang tersebut, Riau sudah mencanangkan visi 2020 yakni terwujudnya Riau sebagai pusat perekonomian dan budaya Melayu dalam lingkungan masyarakat yang sejahtera dan agamis di Asia tenggara.

Ia menyebutkan, tanggung jawab besar yang dipikul ini, sejalan dengan tantangan global yang dinamis.

Diharapkannya semua profesi dapat bahu membahu dalam menjawab tantangan tersebut kedepan. Dengan meningkatkan produktifitas daya saing masyarakat, upaya pengembangan disektor potensial dari pihak pemerintah mengingat melemahnya dua komoditas unggulan Riau yakni migas dan sawit, begitupun tidak lepas peran dari pelajar, dunia usaha maupun tokoh masyarakat.

Ia memaparkan merinci, mengenai bagaimana upaya yang dilakukan pemprov setempat karena telah tergabung dalam Era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

"Dimana daya saing Riau masih pada urutan ke 16 di seluruh Indonesia, ini perlu kita tingkatkan," ujarnya.

Dia menyadari masih ada banyak upaya yang dilakukan untuk mewujudkan cita-cita Riau di Asia Tenggara. Salah satunya fungsi optimalisasi kinerja pemerintah harus dioptimalkan.

Sejalan dengan itu, moto Go IT dengan tema "Kita Tingkatkan Kinerja Pemerintahan Daerah terhadap pelayanan publik melalui penerapan sistem pemerintahan berbasis teknologi" ini, resmi menjadi moto Riau dalam penerapan teknologi kedepan.

Berbagai kemudahan akan didapat oleh masyarakat dengan penerapan teknologi di instansi pemerintahan dan mempermudah akses pelayanan masyarakat.

Disoroti mengenai pertumbuhan ekonomi Riau, Andi Rachman tampaknya agak bisa bernafas lega karena pertumbuhan ekonomi daerah akhirnya tumbuh positif pada caturwulan I-2016, di tengah keterbatasan kewenangan dan dampak krisis ekonomi dunia.

"Perekonomian Riau berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto di caturwulan I tahun 2016 mencapai Rp162,19 triliun, atau tumbuh sebesar 2,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," ujanya.

Dari tingkat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Provinsi Riau menempati urutan lima terbesar di seluruh Indonesia, sedangkan di Pulau Sumatera pada peringkat pertama

"Dalam keterbatasannya izin penerbitan yang menjadi kewenangan Provinsi Riau, akibat belum disahkannya peraturan daerah Rencana Tata Ruag Wilayah. Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing Riau sudah berada di peringkat 5 besar Nasional," ujarnya menjelaskan keterbatasan yang dihadapi pemerintah daerah.

Sementara itu, untuk triwulan II tahun 2016, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pertumbuhan ekonomi Provinsi Riau tumbuh sebesar 2,40 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2015 yang terkontraksi sebesar -2,13 persen. Kemudian diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp166,41 triliun.

"Kondisi perekonomian kita yang semakin membaik telah dapat menurunkan jumlah pengangguran dari 199.769 orang atau 6,72 persen pada Februari 2015 turun menjadi 176.048 orang atau turun menjadi 5,94 persen pada periode yang sama tahun 2016," katanya lagi.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi Riau telah dibuktikan melalui keberhasilan Pemprov dalam menekan jumlah penduduk miskin berdasarkan data BPS Riau, pada posisi maret 2016 sebesar 515.042 jiwa atau 7,98 persen sedangka 2015 berjumlah 531.039 jiwa atau 8,42 persen.

Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh pengadaan listrik dan gas, kemudian dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen-komponen pengeluaran konsumsi Rumah Tangga sebesar 6,41 persen. (ADV)