Raih WTN, Pekanbaru Diharapkan Tertib Berlalulintas

id raih wtn, pekanbaru diharapkan, tertib berlalulintas

Raih WTN, Pekanbaru Diharapkan Tertib Berlalulintas

Pekanbaru (Antarariau.com) - Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI mengimbau Pemerintah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau gencar mensosialisasikan budaya tertib berlalulitas, sebagai kota peraih penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN).

"Walau katanya sudah dilakukan tetapi masih kurang dan harus menyasar hingga kalangan pelajar," kata Kasubdit Manajemen Keselamatan Direktorat Pembinaan Keselamatan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan RI Mulyadi di Pekanbaru, saat melakukan penilaian Wahana Tata Nugraha (WTN) di Pekanbaru, Kamis.

Mulyadi mengaku dari pemantauan dirinya saat berada dua hari di Pekanbaru untuk penilaian WTN, masyarakat masih lemah dalam disiplin berlalulintas. Padahal itu harus jadi budaya bukan semata karena takut melihat petugas atau rambu-rambu.

"Umpamanya kedisiplinan menggunakan helm bagi pengendara roda dua, dan sabuk pengaman bagi roda empat," katanya mencontohkan temuan yang masih didapati pada warga Pekanbaru.

Diakuinya merubah pola fikir dan perilaku masyarakat suatu wilayah merupakan pekerjaan berat. Lebih mudah merenovasi dan memperbaiki sarana prasarana fisik jalan dan transportasi lalulintas ketimbang mental.

Karena menyangkut manusia yang memiliki karakter berbeda. Tetapi hal tersebut harus jadi tantangan bagi pemerintah daerah.

Menurut dia budaya disiplin berlalulintas bisa ditanamkan sejak dini dimulai dari kalangan pelajar dan peserta didik. Sehingga ketika mereka dewasa itu sudah jadi kebiasaan.

"Harapan kami ada motivasi dan perbaikan dari tahun ke -tahun oleh pemerintah untuk pelayanan dan lalulintas bukan hanya meraih piala WTN.

Ditempat yang sama Asisten II setdako Pekanbaru, Dedy Gusriadi mengakui bahwa sejauh ini pihaknya selalu mensosialisasikan bekerjasama dengan kepolisian tentang disiplin berlalulintas. Namun dinilai memang belum maksimal. Hanya bagi kalangan dewasa selaku pengguna kendaraan.

Padahal para pelajar SMP dan SMA sederajad menggunakan kendaraan sudah hal biasa sebagai transportasi ke sekolah.

Mereka sering mengabaikan aturan penggunaan alat pengamanan berlalulintas.

"Makanya kami kedepan sudah memerintahkan agar sosialisasi berlalulintas juga dilakukan bagi para pelajar SMP dan SMA dengan mengunjunginya ke sekolah-sekolah," kata Dedy.

Karena benar adanya piala WTN bukanlah tujuan akhir untuk disiplin berlalulintas. Tetapi bagaimana menciptakan itu menjadi budaya dimasyarakat sehingga mampu menekan tingkat kecelakaan.

Apalagi kata Dedy menambahkan Pekanbaru merupakan kota yang tiap tahun meraih penghargaan WTN dari pemerintah pusat. Haruslah menjadi contoh dan cermin tidak saja saat penilaian dilakukan. Namun tertip lalulintas sudah jadi darah daging setiap masyarakatnya.

"Mari kita sama-sama menjaga dan menciptakan tertib lalulintas," ajaknya.