Pengelola Bandara SSK II Dinilai Lamban Dalam Pengembangan Landasan Pacu

id pengelola bandara ssk ii dinilai lamban dalam pengembangan landasan pacu

Pengelola Bandara SSK II Dinilai Lamban Dalam Pengembangan Landasan Pacu

Pekanbaru (Antarariau.com) - Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Riau mengkritisi pengelola Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru terkait belum dijalankan rencana menambah landasan pacu bandara setempat hingga 3.000 meter.

"Kalau kondisi runway (landasan pacu) seperti sekarang ini, maka pelaksanaan embarkasi haji dan umrah tentu tidak bisa terlaksana tahun 2017 di Kota Pekanbaru," ucap Kepala Dishub Provinsi Riau, Rahmad Rahim di Pekanbaru, Senin.

Menurutnya, saat ini kondisi landasan pacu Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II memiliki ukuran panjang 2.600 meter dan lebar 45 meter dengan cukup didarati pesawat Airbus A320 seri maupun Boeing 737 seri.

Terjadi penambahan perpanjangan runway 360 meter atau dari sebelumnya 2.240 meter menjadi 2.600 meter yang selesai dikerjakan menjelang akhir tahun 2015.

Namun, katanya, ukuran panjang landasan pacu tersebut dinilai belum bisa terutama bagi pesawat tipe "wide body" atau berbadan lebar karena harus minimal memiliki panjang runway 3.000 meter.

"Kami terus desak, agar PT Angkasa Pura II segera melakukan perpanjangan runway di bandara Pekanbaru. Tapi hingga saat ini, kami belum ketahui kendala apa yang dihadapi dalam perpanjangan runway itu," ucapnya.

Pemerintah provinsi mengaku, sudah jenuh karena setiap tahun selalu menggunakan embarkasi dan debarkasi haji di Batam, Provinsi Kepulauan Riau karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan bagi seorang jamaah calon haji.

"Tidak perlu lagi, jamaah kita melalui embarkasi Batam. Saya belum tahu, kenapa pihak bandara belum juga kerjakan perpanjangan runway. Padahal dari kami selaku pemerintah provinsi terus dorong, agar runway 3.000 meter terealisasi," beber Rahmad.

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman pertengahan tahun ini menyebut, pemerintah provinsi telah siap untuk diverifikasi sebagai embarkasi haji antara tahun 2017 dan embarkasi induk tahun 2018.

Persiapan teknis telah dilakukan pihaknya seperti bidang perhubungan, persiapan asrama penginapan jamaah calon haji, transportasi, kesehatan dan imigrasi.

"Insya Allah, tahun 2017 daerah kita sudah resmi sebagai embarkasi haji antara. Dalam waktu dekat menteri agama serta tim teknis dari pusat, akan melakukan kunjungan ke Pekanbaru untuk melihat dan melakukan verifikasi," katanya.

Dia menjelaskan, para jemaah calon haji di Riau direncanakan sudah bisa terbang dari Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, lalu transit di Bandara Internasional Hang Nadim, Batam tanpa harus menginap.

"Selama ini, pemerintah kabupaten/kota harus mengalokasikan biaya penerbangan jemaah calon haji dari Pekanbaru menuju Batam. Dengan adanya embarkasi haji antara di Pekanbaru, maka akan menghemat biaya," terang Andi, sapaan akrabnya.