Alternatif Perekonomian Daerah, BI Mulai Lirik Sektor Pariwisata Riau

id alternatif perekonomian, daerah bi, mulai lirik, sektor pariwisata riau

Alternatif Perekonomian Daerah, BI Mulai Lirik Sektor Pariwisata Riau

Pekanbaru (Antarariau.com) - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Riau berupaya mendorong pemangku kepentingan di wilayah setempat untuk mulai mengembangkan wisata kemaritiman demi mendapatkan sumber perekonomian baru selain Migas (minyak dan gas).

"Riau punya empat sungai besar berpotensi sebagai jalur tranpostasi air yang bisa dijual ke wisatawan lokal maupun asing," kata Kepala Kantor BI Provinsi Riau Ismet Inono, pada acara diseminasi Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Riau yang mengangkat tema "Percepatan Pembangunan Infrastruktur Kemaritiman" di Pekanbaru, Rabu.

Ismet menyebutkan BI berupaya melihat peluang sumber-sumber pertumbuhan ekonomi Riau yang baru yakni sektor kemaritiman belum tergarap dengan menggerakkan ekonomi sungai yang sudah dijalankan selama ini, namun belum jadi konsentrasi bersama sehingga masih terbatas outputnya.

Padahal sebut dia sungai bisa jadi angkutan pariwisata, pangan bahkan industri, sehingga beban jalan berkurang.

"Manfaatkan dulu yang ada, misalkan dari Pekanbaru ke Siak, dibuka paket kunjungan wisata disambut di Istana Siak dengan pakaian Melayu lengkap dan sajian makanan khas. Atau jalur sungai Perawan ke Dumai, ini alternatif, dibuka saja dulu," sarannya.

Selain itu sebut Ismet pengembangan kemaritiman juga bisa menjadi jalur transportasi alternatif untuk mengurangi biaya beban pembangunan dan perawatan infrastruktur darat.

Dia mencontohkan selama ini struktur dan kontur jalan rata-rata di Riau cepat rusak akibat lahannya gambut, ditambah dengan tonase angkutan yang melintasi setiap harinya membuat biaya perawatan jalan cukup besar.

"Pengangkutan log kayu untuk pabrik kertas dan angkutan truk Crude Pal Oil (CPO) yang membebani jalan di Riau. Sehingga infrastruktur berat karena hanya mengandalkan darat membuat jalan cepat rusak," katanya.

Sementara jika ini bisa dialihkan separuhnya melintas jalur air atau sungai pasti akan lebih hemat.

Itulah salah satu tujuan pertemuan ini membahas, membangun kepedulian untuk melihat bahwa semua pembangunan bukan hanya monopoli pemerintah, tetapi juga semua kalangan. Bukan pemerintah tidak berbuat ini terlihat dari besaran APBN tiap tahunnya yang bertambah.

"Tetapi tetap dibutuhkan biaya yang lebih besar sehingga patner, pemangku kepentingan ikut terlibat," katanya.

Ia bahkan menyarankan untuk memulai tidak perlu investasi besar dulu, namun bisa memanfaatkan yang ada saja dulu. Lalu secara lambat laun akan berkembang.

Sementara Kepala Bidang Pengembangan Sistem Logistik Kedeputian Bidang Infrastruktur Kemenko Kemaritiman RI Lukijanto mengakui Riau miliki potensi transportasi sungai/air yang besar, dilihat dari empat sungai yang mengelilinginya. Namun semua tergantung pemerintah daerah bagimana untuk mengelola dan memberdayakannya.

"Potensi kalau melihat empat besar mengapa tidak dikembangkan, namun harus terintegrasi dengan pusat produksi. Juga tergatung pemerintah setempat mendorong industri setempat," katanya.