Fenomena La Nina Membuat Jumlah Titik Panas Sumatera Menurun Drastis

id fenomena la, nina membuat, jumlah titik, panas sumatera, menurun drastis

Fenomena La Nina Membuat Jumlah Titik Panas Sumatera Menurun Drastis

Pekanbaru (Antarariau.com) - Satelit milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menemukan enam titik panas di Sumatera dengan tingkat kepercayaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) lebih dari 50 persen.

"Pagi ini terdeteksi satelit enam titik panas di Sumatera dengan wilayah penyebaran pada tiga provinsi," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru Slamet Riyadi di Pekanbaru, Selasa.

Dia merinci dari enam titik panas itu empat di antaranya berada di Sumatera Utara, satu titik panas di Sumatera Selatan, dan satu titik panas di Bangka Belitung.

Untuk wilayah Riau, lanjutnya, satelit NASA baik Terra mapun Aqua tidak menemukan satu titik panas pun.

Secara umum titik panas di Sumatera masih fluktuatif karena pulau terbesar ketiga di Indonesia itu memasuki musim kemarau basah sebagai dampak fenomena La Nina.

"Contoh, kemarin terdeteksi satelit 12 titik panas di Sumatera dengan wilayah penyebaran pada dua provinsi. Tetapi pagi ini turun jadi enam titik," terangnya.

Penyebaran titik panas itu berdasarkan data yang dirilis oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dari sensor modis citra satelit Aqua dan Terra, kata Slamet.

Kepala BMKG Andi Eka Sakya bulan lalu mengatakan adanya fenomena kemarau basah di Indonesia itu berdasarkan pengamatan 50 tahun terakhir.

"Kemarau basah terjadi karena dipengaruhi El Nino yang diikuti langsung La Nina," katanya.

Dia menyebut La Nina merupakan fenomena mendinginnya suhu muka laut di Samudera Pasifik area khatulistiwa dan mendorong bertambahnya suplai uap air bagi Indonesia sehingga curah hujan akan cenderung meningkat.

Hal itu menjadikan kemarau basah terjadi pada sebagian besar wilayah di Indonesia. "Bahkan, cuma 26 persen wilayah Indonesia yang benar-benar merasakan musim kemarau," kataya.