Pekanbaru (Antarariau) - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Riau menyampaikan bahwa daerah itu idealnya memiliki 19 gardu induk beserta transmisi dan jaringannya agar seluruh masyarakat setempat bisa menikmati layanan listrik.
"Kalau bisa membangun 19 gardu induk sesuai dengan kebutuhan berarti sebarannya akan tercapai. Kita punya baru delapan, idealnya seperti itu dengan kondisi pertumbuhan permintaan listrik akibat pertumbuhan ekonomi, migrasi, dan industri," kata Kepala Dinas ESDM Riau Syahrial Abdi di Pekanbaru, Selasa.
Dikatakannya bahwa pertumbuhan permintaan listrik Riau hampir 16 persen rata-rata dalam lima tahun terakhir. Akibatnya kondisi sekarang beban puncak 644 MegaWatt, sedangkan daya mampu 560an MW sehingga defisit 80 MW yang saat ini ditutupi oleh interkoneksi Sumatera.
Sementara itu, dalam waktu dekat di Riau akan beroperasi Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Uap Tenayan Raya Pekanbaru dengan daya 2x100 MW. PLTU itu dijadwaljan selesai 2015, tapi belum tuntas hingga kini. Namun itu, kata Syahrial, jikapun sudah bisa dioperasikan tidak serta merta bisa dinikmati masyarakat Riau.
Hal itu karena daya tersebut masuk interkoneksi Sumatera sehingga seluruh Sumatera bisa menikmatinya. Kemudian Wilayah Sumatera yang punya akses dalam sistem interkoneksi itu adalah daerah yang mempunyai cukup gardu induk, jaringan distribusi dan transmisi yang cukup.
"Jadi selama ini kita keliru bahwa yang harus banyak adalah pembangkit, harusnya yang banyak itu adalah gardu induk, jaringan transmisi dan distribusinya. Inilah yang akan menutupi defusit dan mencapai akses ke seluruh masyarakat," ungkapnya.
Oleh karena itu, defisit Riau tidak akan langsung terpenuhi jika PLTU Tenayan Raya beroperasi. Jika garfu dan jaringan cukuo maka itu bisa langsung bisa dikonversi ke masyarakat Riau dan bahkan bisa surplus 120 MW karena kekurangan hanya 80 MW.
Saat ini, lanjut dia, Perusahaan Listrik Negara dalam rencananya baru akan menambah tiga gardu induk lagi sehingga menjadi 11 pada 2017. Namun masih kurang karena yang diperlukan 19 gardu induk.
Untuk membangun itu, PLN tidak akan terlalu kesulitan karena hanya memerlukan tanah di satu tempat saja. Sedangkan yang penting lagi setelah gardu induk yakni jaringan transmisi dan distribusi, PLN mengalami kendala karena adanya hak-hak perdata yang dilewati.
"Di Riau contohnya untuk membentangkan aliran listrik dari tegangan tinggi ke rendah itu melewati kebun sawit dan tanah perseorangan yang dalan ketentuannya harus dibebaskan," ungkapnya.
Seperti halnya di Kulim Pekanbaru, dikatakannya bahwa masyarakat setempat komplain karena takut jaringan sutet. Padahal secara teknis aman dengan tinggi dan bentangan tertentu. Dengan difasilitasi Badan Lingkungan Hidup Riau masalah itu selesai karena radiasinya aman dan yang ada hanyalah kurangnya sosialisasi pada masyarakat.
Berita Lainnya
Cara simpan foto momen Lebaran di berbagai layanan "cloud"
12 April 2024 16:04 WIB
Cara lindungi mata dari kerusakan permanen akibat terkena sinar ultraviolet matahari
09 April 2024 12:16 WIB
Begini cara bedakan pelumas asli dan palsu agar tak salah pilih jelang mudik
28 March 2024 13:00 WIB
Ini jadwal keberangkatan hingga cara daftar mudik gratis Pemprov DKI 2024
19 March 2024 11:52 WIB
Lima cara untuk tingkatkan kecepatan WiFi bagi para gamers
16 March 2024 12:15 WIB
Dokter jelaskan perbedaan cara kerja retinol dan peptide pada produk perawatan kulit
14 March 2024 11:49 WIB
Cara hindari stres saat suasana pasca Pemilu 2024
17 February 2024 12:40 WIB
Pemko Pekanbaru berlakukan retribusi bagi pengguna area CFD, ini besarannya
27 January 2024 7:58 WIB