Gubri Harapkan Adanya Data Riil Perikanan

id gubri harapkan adanya data riil perikanan

Gubri Harapkan Adanya Data Riil Perikanan

Pekanbaru (Antarariau.com) - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menerima laporan dari Dinas Kelautan dan Perikanan setempat mengenai data produksi sektor perikanan di Bumi Lancang Kuning itu.

"Ini perlu menjadi perhatian, Dinas Kelautan dan Perikanan harus betul-betul mendata produksi ikan sehingga tidak merugikan daerah. Kita harus tahu produksi riil hasil perikanan Riau," kata Arsyadjuliandi Rachman di Pekanbaru, Kamis.

Hal tersebut dikemukakan, Andi Rachman begitu pria ini akrab disapa, karena sebagian besar nelayan di Riau langsung menjual hasil tangkapannya kepada pengepul ikan sehingga tidak didapatkan data yang pasti terkait data produksi perikanan di kawasan setempat.

Di tempat berbeda, anggota Komisi B DPRD Riau yang membawahi bidang ekonomi termasuk di dalamnya perikanan, Firdaus mengatakan sekitar 150.788 ton per tahun produksi perikanan di kawasan itu.

Menurutnya besarnya potensi perikanan bisa menjadi pondasi keuangan suatu daerah.

Dia mencontohkan Kabupaten Rembang di Jawa Tengah yang 50 persen Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah berasal dari sektor budidaya saja. Itu bisa terwujud karena terdata dengan baik sehingga saat lelang ikan bahkan banyak orang luar negeri yang datang.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Perikanan dan Kelautan Riau, Nafilson menyampaikan bahwa Pendapatan Asli Daerah hanya berasal dari pembenihan di Sungai Tibun, Kabupaten Kampar seperti Ikan Patin dan Baung yang memberikan pendapatan hanya Rp150 juta setahun.

"Sebetulnya memang kecil karena usia induk pembenihan telah melewati ambang batas, kami mengupayakan mengganti induk untuk menghasilkan yang lebih tinggi lagi. Dengan upaya itu bisa Rp1 miliar Miliar dalam satu tahun karena benih tak pernah tersisa dan permintaan tinggi tak terpenuhi," katanya.

Untuk PAD dari izin kapal dikatakannya bahwa itu diurus oleh Badan Pelayanan dan Perizinan Terpadu. Diskanlut hanya menerima laporan saja.

Oleh: Diana Syafni