Pasca Kebakaran Lahan, Pemkab Meranti Akan Bangun Embung Air

id pasca kebakaran, lahan pemkab, meranti akan, bangun embung air

Pasca Kebakaran Lahan, Pemkab Meranti Akan Bangun Embung Air

Pekanbaru (Antarariau.com) - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, mempertimbangkan pembangunan embung-embung sebagai sumber air di wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pascaterbakarnya lahan gambut hebat di Pulau Rangsang.

"Ini yang kami bahas bersama perangkat pemerintah, TNI, Polri, masyarakat dan perusahaan. Membangun embung-embung di wilayah potensi rawan kebakaran," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Meranti Muhammad Edy Afrizal kepada Antara di Pekanbaru, Senin.

Edy mengatakan, kebakaran lahan gambut hebat yang terjadi di Kecamatan Rangsang Pesisir, Pulau Rangsang pada pekan lalu menjadi bahan evaluasi penting untuk membangun embung-embung tersebut.

Saat itu, lanjutnya, tim gabungan BPBD, TNI, Polri dan masyarakat sangat kesulitan sumber air dalam memadamkan kebakaran. Hal itu diperparah saat gambut yang dalam kondisi kering itu membuat kebakaran terus meluas akibat angin kencang.

Tim saat itu sempat berupaya melakukan pemadaman menggunakan air laut. Namun, kondisi saat siang hari, air laut cenderung surut hingga memerpanjang jarak antara bibir pantai mencapai 1,5 kilometer.

Hal tersebut tentu saja menyulitkan untuk melakukan pemadaman, tambahnya. Akibatnya, tim gabungan hanya dapat melakukan pemadaman dengan alat dan metode seadanya termasuk menggali Parit agar kebakaran tidak meluas ke perkampungan masyarakat.

Selain itu, tim juga mengandalkan pemadaman melalui operasi pengeboman air dengan dua helikopter jenis Sikorsky dan MI-8 yang silih berganti melakukan pemadaman.

"Langkah pertama yang kita upayakan adalah melakukan pemetaan di mana lokasi embung perlu di buat. Kemudian merangkul masyarakat bagaimana jika lahan mereka dijadikan embung. Mudah-mudahan segera terealisasi," ujarnya.

Rangsang Pesisir merupakan sebuah kecamatan yang berada di Pulau Rangsang dan merupakan Pulau terluar di Riau serta berbatasan langsung dengan Selat Malaka.

Daerah itu telah terbakar sejak Selasa (11/10) lalu, dan hingga Sabtu kemarin terpantau terus meluas. Sebelumnya kebakaran terjadi di dua Desa yakni Telesung dan Tanjung Kedabu, namun pada hari ini ia mengatakan titik api menyebar ke desa terdekat yakni Desa Bungur.

Foto udara yang dilaporkan tim udara Satgas Karhutla Riau saat melakukan pemadaman beberapa waktu lalu, terlihat asap tebal menyelimuti daerah itu. Wilayah tersebut seolah menjadi lautan asap yang tentu saja dikhawatirkan dapat menimbulkan penyakit bagi warga setempat.

Namun, pada Sabtu malam hujan mengguyur wilayah itu sehingga api berangsur mati secara signifikan.

Edy mengatakan saat ini sejumlah tim gabungan dan masyarakat masih bersiaga guna mengantisipasi kebakaran lahan kembali terjadi.