APRIL Bidik Produk Tekstil Rayon

id april bidik, produk tekstil rayon

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Grup industri kehutanan APRIL melalui anak usahanya PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), tengah serius menggarap potensi bisnis tekstil rayon sebagai produk turunan dari bubur kertas.

"Sebentar lagi kami akan produksi rayon. Ini sebagai diversifikasi produk pulp (bubur kertas)," kata Direktur PT RAPP, Rudi Fajar, kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.

Dengan begitu, ini adalah pertama kalinya RAPP setelah selama 25 tahun beroperasi di Riau, akan menghasilkan produk baru diluar kertas dan tisu yang selama ini menjadi andalannya. Untuk tahap awal, Rudi mengatakan RAPP menargetkan produksi rayon sebanyak 120 ribu ton per tahun.

"Untuk awalnya produksi 120 ribu ton, dan akan dilihat target pasarnya kalau kebutuhan meningkat, produksi rayon bisa ditingkatkan sampai 500 ribu ton per tahun," ucapnya.

Ia menjelaskan, alasan perusahaan melakukan diversifikasi ke produk rayon karena persaingan bisnis pulp dan kertas makin ketat dipasar dunia seperti dari Brazil. Sementara itu, potensi pasar tekstil baik untuk kebutuhan domestik dan ekspor masih terbuka besar.

"Diversifikasi produk harus dilakukan karena kompetisi produk pulp makin ketat. Sementara itu, sumber bahan baku kita dari tanaman industri sudah aman sehingga bisa membuat produk yang berbeda," katanya.

Area konsesi usaha APRIL Grup di Provinsi Riau mencapai 1 juta hektare (Ha), termasuk konsesi para suplier mitra kerjanya. Dari jumlah tersebut, seluas 480 ribu Ha digunakan untuk perkebunan, atau 0,7 persen dari hutan produksi di Indonesia.

Kemudian, 250 ribu Aa dari konsesi dikategorikan dalam "high conservation value" (HCV) untuk dilestarikan dan dilindungi. Selain itu, seluas 150 ribu Ha dari konsesi kini dalam proses restorasi ekosistem.

"Kami menerapkan kebijakan satu untuk satu hektare, artinya dari satu hektare area yang digunakan untuk industri, maka harus ada satu hektare juga yang dikonservasi. Tujuannya untuk mencapai target lahan konservasi seluas 400 ribu hektare," katanya.