Pekanbaru (Antarariau.com) - PT PLN (Persero) Wilayah Riau-Kepulauan Riau menyatakan pelanggan di Kota Pekanbaru hingga Kabupaten Kampar akan mengalami pemadaman listrik hingga delapan jam perhari hingga awal November 2016 akibat perbaikan jaringan.
Berdasarkan rilis pers yang diterima Antara dari PLN Riau-Kepri di Pekanbaru, Jumat, pemadaman listrik mulai diberlakukan sejak 28 Oktober hingga 5 November.
"Ini karena PLN akan melakukan pekerjaan asessment kubikel, pemeliharaan jaringan 20 kilovolt dan pemasangan gardu sisipan," kata Manejer SDM dan Humas PLN Wilayah Riau-Kepri Dwi Suryo Abdullah.
Meski begitu, pemadaman pada Jumat (28/6) hanya berlangsung sekitar tiga jam mulai pukul 13.00 hingga 16.00 WIB.
Selebihnya pemadaman listrik akan terjadi pada pukul 08.00 hingga 16.00 WIB.
PLN membagi jadwal pemadaman ke berbagai daerah secara bergiliran.
Namun Dwi mengatakan jadwal dan waktu pemadaman dapat berubah sewaktu-waktu sesuai kondisi trafo daya gardu induk.
Kondisi ini memperpanjang pemadaman listrik yang terus terjadi di Pekanbaru dan sekitarnya yang sudah terjadi sejak awal tahun ini.
Sebelumnya, Anggota DPR Komisi VII bidang ESDM, Sayed Abubakar, meminta PT PLN untuk serius menangani krisis listrik di Provinsi Riau yang kini kondisinya kembali memburuk.
"Kita melihat tidak ada gebrakan yang dilakukan pimpinan PLN di Riau ini. Mereka terkesan pasrah dengan kondisi yang ada, sehingga masyarakat dikorbankan setiap malam listrik padam," kata Sayed ketika dihubungi wartawan di Pekanbaru.
Legislator asal Riau tersebut mengatakan PLN pusat perlu menempatkan jajarannya di Riau yang lebih profesional dan berani melakukan terobosan untuk memperbaiki krisis listrik. Apalagi Riau selama ini dikenal sebagai daerah kaya sumber daya alamnya.
Kondisi kelistrikan Riau akibat defisit daya membuat masyarakat mengalami pemadaman bergilir setiap hari dengan durasi total enam jam.
"Persoalan pemadaman listrik belakangan ini kian parah. Pemadaman listrik saat beban puncak dengan durasi enam jam setiap malam yang dibagi ke seluruh pelanggan," katanya.
Krisis listrik Riau makin parah karena Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang di Kabupaten Kampar tidak bisa beroperasi karena debit air waduk surut.
Ia membandingkan manajemen PLN Riau-Kepri pada 2012 berhasil mengatasi krisis listrik saat Riau menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII dengan menyewa mesin genset.
Kemudian pada penyelenggaran Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar di Riau tahun 2009 silam, saat kondisi kelistrikan Riau paling parah, ternyata PLN bisa menambah daya sehingga selama Munas Golkar berlangsung tidak ada pemadaman listrik.
"Ini kan aneh, untuk acara Munas Golkar di Riau, PLN cepat mencarikan solusinya. Tapi giliran listrik rakyat yang padam, tidak ada gerakan PLN untuk menambah genset. Ini jelas tidak adil," tegasnya.
Berita Lainnya
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB
Jalani Pemeriksaan Di Imigrasi Pekanbaru, TKA Ilegal Mengaku Stres
18 January 2017 16:55 WIB
Pelajar Sekolah Di Inhil Banyak Yang "Ngelem"
13 January 2017 6:15 WIB
Sejumlah Produk Kosmetik Dan Makanan Kadaluarsa Disita Pihak Polres Bengkalis
16 December 2016 23:15 WIB