Petani Cabai Di Meranti Gelar Panen Raya 1,5 Hektare

id petani cabai, di meranti, gelar panen, raya 15 hektare

Petani Cabai Di Meranti Gelar Panen Raya 1,5 Hektare

Pekanbaru (Antarariau.com) - Sejumlah petani cabai keriting di Desa Tanjung Pranap atau Tanah Lembah Kampung Bertuah Kepulauan Meranti, Riau, panen raya cabai keriting seluas 1,5 hektare.

"Kebun cabai keriting seluas 1.5 hektare lebih tersebut menghasilkan produksi 1 ton," kata Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti Irwan, di Meranti, Jumat.

Irwan menjelaskan panen raya saat ini terjadi di tengah kondisi harga komoditas yang baik. Jika dirupiahkan dengan harga cabai kini Rp75 ribu per kilogram, akan menghasilkan uang sebanyak Rp75 Juta.

Karena itu ia mengapresiasi dan bangga kepada masyarakat Desa Tj. Pranap karena berhasil menanam cabai yang saat ini dilakukan panen.

"Ini kegiatan yang sangat bermanfaat dan perlu didukung bersama-sama," ujar bupati.

Dijelaskan dia hingga saat ini meskipun Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki tanah yang luas namun ia merasa miris, karena di Kabupaten termuda di Riau ini untuk urusan pucuk ubi masih didatangkan dari daerah lain (Sumbar dan Medan.red), akibatnya masyarakat terpaksa membeli cabai keriting, bawang dan sayur-mayur lainnya dengan harga tinggi.

Hal ini sangat menekan ekonomi masyarakat apalagi ditengah kondisi ekonomi yang sedang lesu saat ini.

"Untuk itu lewat panen raya cabe ini dapat merubah mainset masyarakat dari sebelumnya sebagai konsumen menjadi produsen," tegas.

Ia juga menilai apa yang dilakukan oleh warga Kampung Balak itu menjadi sebuah kebanggaan bagi Meranti.

"Saya sangat bangga warga Desa Kampung Balak berhasil menanam cabe dengan baik, semoga dapat diikuti oleh masyarakat lainnya, dan hasilnya nanti dapat dijual di Selatpanjang untuk membantu masyarakat mendapatkan cabai murah, ditengah melemahnya kondisi ekonomi saat ini," terang bupati.

Ia merinci saat ini terdapat 1.5 Ha lahan yang ditanami cabai keriting, dengan produksi 1 ton. Lama pembibitan hingga panen membutuhkan waktu empat bulan. Artinya jika jika dijual seharga Rp100 ribu per kilogram (harga pasaran di Meranti saat ini), akan menghasilkan uang bagi petani sebesar 75 Juta atau jika dibagi empat maka per bulannya akan menghasilkan uang 18 Jutaan.

"Ini sangat menjanjikan, bisa menghasilkan keuntungan yang luar biasa, andai saja tiap keluarga mau melakukannya maka akan meningkatkan pendapatan keluarga dan mengurangi angka kemiskinan di Meranti," kata bupati.

Bupati juga meminta kepada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan untuk memberikan perhatian serius kepada para petani yang ingin bertanam cabai keriting, bawang dan lainnya.

"Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan kedepan dapat memberikan bantuan penyediaan bibit tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan," ucap Bupati.

Kedepan Bupati berharap masyarakat dapat menanam dan memproduksi cabai secara massal agar harganya di pasaran Meranti lebih murah, merubah paradigma masyarakat yang dulunya menjadi konsumen kini menjadi produsen.

"Kita ingin melalui edukasi oleh PPL Pertanian, Perikanan dan Perkebunan yang jumlahnya terus kita tingkatkan dapat memberikan warna baru kepada masyarakat," harapnya.

Saat ini padi juga sudah mulai banyak dikembangkan, berimbas ke pasar harga beras yang sudah sedikit murah. Sejauh mata memandang banyak terlihat lahan kosong, untuk itu Bupati mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan yang ada ini.

"Jangan biarkan lahan kosong itu dimakan api, mari jadikan lautan cabai yang dapat menghasilkan uang dalam upaya menciptakan kesejahteraan masyarakat," katanya mengajak.

Bupati juga meminta masyarakat untuk tidak lagi menanam sawit, karena secara ekonomi kurang menguntungkan.

"Sawit tidak usah ditanam lagi, karena secara ekonomi kurang menguntungkan, mari tanam cabai yang lebih menjanjikan," katanya mengakhiri.