Abrasi, Keberlangsungan Ekspor Kopi Liberika Meranti Terancam

id abrasi keberlangsungan, ekspor kopi, liberika meranti terancam

Abrasi, Keberlangsungan Ekspor Kopi Liberika Meranti Terancam

Selatpanjang (Antarariau.com) - Ekspor kopi liberika dari Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau terancam kelanjutannya karena berkurangnya lahan kebun yang digarap oleh petani.

"Akibat terjadinya abrasi, otomatis sebabkan intrusi air laut. Kini, lahan kebun kopi petani di Meranti telah jauh berkurang," kata seorang penampung kopi liberika, Romadoni di Selatpanjang, Meranti, Sabtu.

Dia berkata kondisi tersebut telah lama dibiarkan oleh pemangku kepentingan terutama pemerintah daerah setempat, dan sejak awal tahun 2.000 mulai dirasakan petani.

Malaysia merupakan salah satu negara yang minati kopi dalam bentuk green bean atau biji kopi kering sejak tahun 1980-an.

Selain abrasi, ekspor kopi juga terancam karena beberapa petani kopi beralih karet karena lebih tahan terhadap intrusi.

"Ini, akan diikuti oleh petani lain. Selama ini, petani kopi tak dapatkan banyak keuntungan dari tanaman yang mereka hasilkan, meski dipasarkan sampai ke luar negeri," ucapnya.

Data Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kepulauan Meranti tahun 2014 menyebut intrusi sebabkan matinya tanaman kopi 135 hektare atau 11,5 persen dari luas total kebun seperti di Desa Kedabu Rapat, Kecamatan Rangsang Pesisir.

"Genangan air banjir, ditambah lagi air pasang laut terlalu tinggi. Lahan tanaman kopi mati hampir 10 hektare per tahun di desa tempat saya mengumpul kopi," tegas Romadoni.

Solehudin, petani kopi di Rangsang Barat mengaku kopi liberika milik petani setempat tumbuh subur meski ditanam pada lahan gambut.

"Dalam sebulan, kami bisa kirim tiga hingga lima ton ke Malaysia. Itu, kalau musim panen raya. Pengiriman dalam bentuk green bean," terangnya.

"Tapi masalahnya sekarang, luas kebun kopi terus menyusut akibat intrusi. Seperti tahun lalu, berkurang sekitar 200 hektare dari 700 hektare," terang Soleh.

Zulkifli, Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik Riau menyebut secara kumulatif nilai ekspor Januari-Oktober 2016 sebesar 10,89 miliar dolar Amerika Serikat.

Angka ini turun sekitar 10,40 persen dibanding periode yang sama tahun 2015 sebesar 12.15 miliar. "Bulan Oktober tahun ini, kontribusi ekspor Riau terhadap nasional 9,84 persen," ucapnya.

"Kalau negara tujuan ekspor non migas terbesar dari Riau tercatat ke Tiongkok, disusul India, dan Malaysia diperingkat ketiga," kata dia.