Terkendala Biaya, Bus Air Senapelan Tak Lagi Beroperasi

id terkendala biaya, bus air, senapelan tak, lagi beroperasi

Terkendala Biaya, Bus Air Senapelan Tak Lagi Beroperasi

Pekanbaru (Antarariau.com) - Bus air Senapelan hibah dari Kementerian Perhubungan sepajang tahun 2016 tidak lagi dioperasikan untuk melayani pelayaran di Sungai Siak akibat terkendala biaya.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Pekanbaru Aripin Harahap di Pekanbaru, Minggu mengakui pada tahun ini terjadi rasionalisasi anggaran relatif besar.

Bus air Senapelan memiliki kapasitas 50 orang, melayani pelayaran sepanjang Sungai Siak dimulai Sungai Duku hingga Melebung dengan biaya yang harus dikeluarkan Rp2 juta untuk sekali jalan.

Tarif sekali jalan seperti pelayaran Sungai Duku-Pelindo, lalu Meranti Pandak-PLTU dan Okura- Melebung pergi pulang empat kali dalam sepekan, masing-masing tiket Rp15 ribu per orang dengan catatan sudah mendapatkan subsidi melalui APBD senilai Rp25 ribu per tiket.

"Jadi kendala kita, murni berada dibiaya operasional. Tetapi kalau perawatan kapal, tetap terus kita lakukan," ucapnya.

Kapal bantuan pemerintah pusat dengan anggaran Rp2,2 miliar, praktis baru dioperasikan selama tiga bulan, setelah diluncurkan pada tanggal 29 Oktober 2015 oleh Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman.

Terhitung awal Januari 2016, bus air digadang-gadangkan sebagai transportasi air murah dan nyaman ini, kembali terparkir dengan bersandar di Pelabuhan Sei Duku, Pekanbaru.

"Kalau tidak ada anggaran, gimana mau jalan?. Evaluasi selama tiga bulan kita operasikan, ternyata hasilnya tidak optimal karena biaya oprasional bengkak," tambah Kepala UPTD PAP Dishubkominfo Kota Pekanbaru, Wisnu Haryanto.

Fatimah, warga tinggal dikawasan Okura, Pekanbaru dijumpai saat menggunakan Bus Air Senapelan mengaku senang terhadap fasilitas transportasi penumpang itu.

Sebab, lanjutnya, selama ini dirinya terpaksa menempuh jalur darat dengan biaya yang dikeluarkan tidak sedikit untuk sekalai jalan dengan menumpangi ojek mencapai Rp25.000 per orang.

"Lewat darat sebenarnya lebih cepat, tapi biayanya lebih besar. Sementara dengan bus air ini, selain murah, kita tidak bosan memandangi tepian Sungai Siak," katanya.