Penanda Restorasi Rimbang Baling, Warga Dengan Sukarela Cabut Pohon Sawit

id penanda restorasi rimbang baling warga dengan sukarela cabut pohon sawit

Penanda Restorasi Rimbang Baling, Warga Dengan Sukarela Cabut Pohon Sawit

Pekanbaru (Antarariau.com) - Seorang warga secara sukarela mencabut pohon kelapa sawit yang ditanamnya di dalam Kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling di Provinsi Riau, yang menandakan dimulainya restorasi kawasan konservasi tersebut bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam setempat.

"Sebagian kawasan sudah terlanjur ditanami sawit oleh warga, namun atas kesadaran Pak Haji Badu (penanam) tanaman sawit ini, akan kita cabut dan ganti dengan spesies endemik kawasan Rimbang Baling," kata Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau, Munarto dalam pernyataan pers yang diterima Antara di Pekanbaru, Senin.

BBKSDA Riau bersama warga masyarakat Desa Petai, Kecamatan Singingi Hilir, Kuantan Singingi memulai restorasi kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling pada 4 Desember lalu.

Kegiatan diawali dengan pencabutan pohon sawit oleh H. Badu, seorang warga masyarakat yang secara sadar menyerahkan kebun sawitnya karena terlanjur masuk dalam kawasan konservasi itu.

Munarto mengatakan, setelah diadakannya kegiatan restorasi di kawasan itu diharapkan dapat menjadi contoh bagi masyarakat sehingga mereka yang sudah terlanjur membuka lahan di sana, dapat menyerahkan kembali dengan sukarela.

"Selanjutnya, kami juga berharap kepada generasi muda khususnya anak-anak sekolah ini agar semakin mencintai dan menjaga kawasan ini," katanya.

Pemilik tanaman, H Badu mengatakan, telah menyerahkan lima hektare kebun sawitnya untuk dihutankan kembali. Ia menyadari kekeliruannya setelah mendapat sosialisasi dari BBKSDA Riau serta pendampingan dari WWF Program Riau.

"Saya sangat berterima kasih kepada pihak BKSDA dengan WWF, kalau tidak ada penangkalannya, Bukit Rimbang dan Bukit Baling sudah habis oleh orang yang banyak uang yang berada di Indonesia ini. Kalau tidak ada penataan batas pada tahun 1983 itu, kita sudah miskin, tidak ada hutan kita lagi," ujar H. Badu

Bahkan dengan kerelaannya, H Badu berjanji akan berjuang mempertahankan kelestarian KSM Bukit Rimbang-Baling.

"Saya ini sebagai orang tua bukan pintar, bukan bagak (berani) untuk melakukan kebun di sini. Tapi saya membentengai dengan diri sendiri supaya jangan masuk orang-orang di luar sana mengelola Rimbang Baling ini. Itu maksud saya," kata Badu.

Setelah pencabutan tanaman sawit milik warga tersebut, kegiatan restorasi dilanjutkan dengan penanaman 300 bibit pulai di hamparan selus sekitar satu hektare oleh undangan dari pemerintahan Kecamatan Singingi Hilir serta 20 siswa dari SMKN Singingi Hilir.

Untuk selanjutnya, penghijauan kebun yang terlanjur masuk dalam kawasan konservasi tersebut akan dilanjutkan oleh H Badu.

Sehari sebelumnya WWF bersama BBKSDA Riau melaksanakan pendidikan lingkungan kepada siswa-siswi SMK Singingi Hilir yang berlangsung di Kamp Sungai Tapi.

"Kami memberikan apresiasi kepada WWF dan juga BBKSDA Riau yang telah menjaga hutan di desa ini. Kami berharap kegiatan serupa dapat terus berlangsung dan semoga kami bisa menjadi generasi yang dapat melestarikan hutan di BRBB ini. Agar kelak bisa dirasakan manfaatnya baik untuk belajar ataupun wisata," ujar Rahmat Fitra Jaya, seorang Siswa dari SMKN 1 Singingi Hilir.