Band Komedi Putar, Lebih Dewasa Demi Album Perdana

id band komedi, putar lebih, dewasa demi, album perdana

Band Komedi Putar, Lebih Dewasa Demi Album Perdana

Pekanbaru (Antarariau.com) - Komedi Putar adalah segelintir band lokal asal Kota Pekanbaru yang punya karakter kuat, dan cukup konsisten bermusik dalam sebuah grup. Masa selama dua tahun bermusik dan melewati proses kreatif yang "berbeda", membuat trio ini makin siap untuk membuat album perdana pada 2017.

"Iya, kami makin dewasa, mematangkan diri bukan hanya karya saja tapi personelnya juga. Kalau hanya karyanya saja, tapi yang bawain gak siap, ya percuma. Pertanggungjawaban kita terhadap karya itu penting," kata Eka, gitaris & pencipta lagu Komedi Putar, kepada Antara di Pekanbaru, Selasa.

Komedi Putar berdiri sejak 2014, yang digawangi oleh Eka, Devi (vokal) dan Widi (gitar/backing vokal). Ketiganya mengenyam pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau (UIR). Penikmat musik di Pekanbaru mulai memperhatikan mereka pada pertengahan 2015, saat Komedi Putar merilis lagu "Imaji".

Eka mengaku tidak menyangka bahwa lagu yang diciptakannya bersama Widi dikamar kostnya itu mendapat respon positif. "Mungkin itu keberuntungan juga karena lagu itu keluar disaat yang tepat, dan orang lain menilainya Komedi Putar bisa membawa sesuatu yang baru untuk musik di Pekanbaru," katanya.

Musik Komedi Putar tidak ingin terpaku pada satu genre tertentu, namun untuk orang yang mendengarkan musik mereka kerap mengkategorikannya ke dalam pop-volk. Eka mengaku kerap melakukan eksperimen dengan instrumen tradisional seperti gambus dan juga biola untuk memperkaya karya mereka.

"Lirik-lirik (lagu) sejauh ini yang kita tulis, temanya tidak menjurus ke satu saja seperti ke alam atau tentang kritik sosial. Mungkin yang membuat unik adalah penggunaan bahasa yang beda, agak puitis, memilih kalimat bersayap, dalam mengangkat tema," kata Eka yang mengaku banyak terinspirasi oleh band Efek Rumah Kaca dalam bermusik.

Ia mengatakan Komedi Putar telah menjalani proses kreativitas yang berbeda, untuk mematangkan karya demi mencari jati diri mereka sebagai grup. Ketiganya pergi ke tepi hutan di Buluh Cina, menyembrangi sungai dan tepian danau untuk mendapatkan "chemistry" yang solid. Cara ini dinilai Eka membuat personel Komedi Putar menjadi lebih akrab dan menyegarkan fikiran mereka, sehingga ide-ide baru mudah mengalir.

"Dengan proses semaksimal mungkin, benang merah Komedi Putar arahnya bakal kemana dari selera musik kita, sudah tergambar akan seperti apa," katanya.

Ia berharap proses rekaman materi album perdana Komedi Putar akan berjalan lancar mulai Januari 2017. "Albumnya nanti kemungkinan berisi 7-8 lagu atau maksimal 9 lagu," katanya.

Manajer Komedi Putar, Parlindungan Ravelino, menambahkan bahwa band ini sempat merilis single "Batavia Nostalgia" via netstore Ripstore.Asia. Menurut dia, Komedi Putar awalnya ingin fokus pada indie-pop, namun ternyata satu penampilan mereka yang membawakan musik tradisi-modern justru sangat berbekas ke penikmat musik.

"Awalnya mereka sempat membawakan lagu pakai akordion dan itu terus diingat orang. Ketika mereka tampil lagi dengan bawakan lagu indie-pop, penontonnya justru bertanya kenapa jadi berbeda," katanya.

Ia mengatakan atmosfer berkesenian di Riau menjadi tantangan tersendiri bagi Komedi Putar untuk menunjukan eksistensinya.

"Komedi Putar mencoba menyatukan musik modern dan tradisi. Mungkin ini band pertama yang berani jalan terus karena rata-rata band sejenis hanya muncul saat ada acara-acara pemerintahan dan setelah itu bubar," pungkasnya.