Pembangunan Rel KA Di Area Gambut Dilakukan Dengan Dua Cara Berikut

id pembangunan rel, ka di, area gambut, dilakukan dengan, dua cara berikut

Pekanbaru (Antarariau.com) - Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Perhubungan setempat tengah menyiasati pembangunan rel Kereta Api Lintas Sumatera yang jalurnya melewati area gambut dengan dua metode yang dinilai efektif yaitu soil stabilizer dan elevated.

"Dilakukan pengkajian terhadap kondisi tanahnya. Di spot-spot tertentu yang kawasan gambutnya cukup dalam kita gunakan metode elevated," kata Kepala Dinas Perhubungan Riau Rahmat Rahim di Pekanbaru, Selasa.

Rahmat menjelaskan, soil stabilizer merupakan suatu bahan yang dapat digunakan untuk memperkuat struktur tanah sementara elevated merupakan metode jalur kereta api layang.

Kedua cara ini ditempuh, lanjut dia, karena sebagian besar wilayah yang dilalui oleh jalur Kereta Api Trans Sumatera merupakan lahan gambut yang bercirikan lunak dan basah. Berdasarkan informasinya luasan lahan gambut di Provinsi Riau hampir mencapai 56,42 persen.

Namun begitu, Rahmat lebih cenderung memilih metode soil stabilizer karena tidak begitu besar menghabiskan anggaran. Tetapi, jika ternyata lahan gambut yang dilewati cukup dalam, kemungkinan besar tetap menggunakan metode elevated.

"Selagi bisa pakai metode soil stabilizer saja, karena kalau pakai elevated pasti mahal. Namun ini sudah diperhitungkan," kata dia pula.

Bukan hanya persoalan melintasi lahan gambut saja, pembangunan Rel KA Lintas Sumatera di Riau tengah dihadapkan kendala besar yakni keberadaan rel yang berdekatan dengan Alat Utama Jalur Sistem Pertahanan (radar) di Detasemen Rudal Dumai.

Berdasarkan titik lokasi, keberadaan rel dengan radar hanya berjarak 500 meter. Ini diklaim akan mengganggu sistem radar tersebut dampak dari getaran kereta api nantinya.

"Berdasarkan informasi Mabes TNI AU, jarak relatif radar dengan rel minimal adalah tiga kilometer atau 3.000 meter," kata Asisten I Setdaprov Riau Ahmad Syah Harrofie beberapa waktu lalu.

Oleh: Diana Syafni