Gubernur: Pendidikan Dan Kualitas SDM Kunci Pembangunan Riau

id gubernur pendidikan, dan kualitas, sdm kunci, pembangunan riau

Gubernur: Pendidikan Dan Kualitas SDM Kunci Pembangunan Riau

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pemerintah Provinsi Riau dibawah kepemimpinan Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menitik beratkan arah pembangunan Bumi Melayu itu pada mutu pendidikan dan kualitas sumber daya manusia, mengingat besarnya sumber daya alam yang dipunya namun jika tidak didukung dengan pengelolaan yang baik dari SDM sama sekali tidak akan ada artinya.

"Arah kebijakan pembangunan Riau di titik beratkan pada pendidikan dan kualitas SDM, sehingga dapat menjadi kunci untuk Riau yang berkemajuan," kata Gubernur Riau yang kerap disapa Andi Rachman di Pekanbaru.

Andi Rachman menegaskan bahwa Riau telah berbenah dalam kemajuan pendidikan, sektor pendidikan dan peningkatan SDM diharapkannya dapat menjadi tumpuan yang perlu serius diperhatikan, pasalnya dua komoditas unggulan Riau yakni migas dan perkebunan melemah sejalan dengan fluktuasi ekonomi global, sehingga sudah tidak bisa menjadi satu-satunya andalan menopang pembangunan.

"Selama ini anggaran kita terkuras dalam pengembangan industri migas dan perkebunan namun tidak mendapatkan hasil yang sebanding, padahal masih ada bidang seperti pendidikan, infrastruktur dan kesehatan yang perlu difokuskan," katanya pula.

Pemprov Riau mengalokasikan 25 persen anggaran untuk pendidikan sesuai amanat pemerintah pusat dengan menyisir kawasan perbatasan agar SDM di wilayah itu juga mendapat kesempatan yang sama terhadap kualitas pendidikan. Titik yang difokuskan yakni memeratakan pembangunan sekolah yang ideal dengan jumlah guru profesionalnya.

"Kita perjuangkan termasuk kawasan pesisir untuk mengentaskan angka putus sekolah sehingga semua mendapatkan hak yang sama," katanya pula.

Keterangan lainnya didapat dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau mengklaim perombakan sistem pendidikan kejuruan atau vokasi dapat menekan angka pengangguran di kawasan setempat.

"Riau memprioritaskan pembangunan sekolah kejuruan dengan reorientasi potensi wilayah di kabupaten/kota, sehingga tamatan dari sekolah kejuruan ini dapat langsung tertampung sesuai bidang dan kompetensi yang dibutuhkan daerah," kata Kepala Disdikbud Riau Kamsol di Pekanbaru.

Kamsol menjelaskan, sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo tentang perombakan sistem pendidikan kejuruan dengan melibatkan dunia usaha. Disamping itu, Pemprov setempat juga menggunakan pendekatan berdasarkan potensi wilayah dari masing-masing kabupaten/kota.

"Misalnya di kawasan pesisir dibangun sekolah kejuruan perikanan dan kelautan atau bidang perkapalan sehingga langsung dapat bekerja karena dibutuhkan tenaga profesional seperti ini di wilayah itu," sebut Kamsol.

Dia mengatakan, saat ini perbandingan persentase SMA dengan SMK adalah 60:40. Sehingga kedepannya target kebijakan pengembangan pendidikan vokasi di Provinsi Riau akan dibangun dengan persentase perbandingan 50:50.

"Kita butuh banyak sekolah, banyak ruangan belajar. Tentu pembangunan berkelanjutan sesuai dengan anggaran," sebutnya.

Perombakan sistem pendidikan vokasi sesuai dengan kebijakan Presiden dengan melibatkan dunia usaha dan industri untuk mempermudah menentukan jenis tenaga kerja apa yang sedang dibutuhkan.

Berdasarkan data BPS 2015 proporsi pengangguran terbesar justru mereka yang lulusan SMK sebesar 9,84 persen. Sehingga perubahan dimulai dari penyusunan kurikulum, materi pembelajaran, praktik kerja, pengujian serta sertifikasi sesuai dengan dunia usaha dan industri.

Ketika dimintai keterangan seorang pengusaha yang menekuni usaha hilir minyak dan gas, Joko mengatakan perombakan sistem pendidikan kejuruan dengan melibatkan industri dan dunia usaha dinilai dapat memberikan masukan terkait kriteria tenaga profesional yang dibutuhkan dunia kerja.

"Tentu kami sangat mendukung kebijakan tersebut," kata Diretur utama PT Nusa Teknergi Zavik tersebut.

Joko menilai, konsep ini dapat meningkatkan mutu dan kompetensi tenaga kerja sebagai langkah kongkrit di tengah tuntutan tenaga profesi yang begitu ketat.

"Kriteria yang mendasar seorang dapat bergabung di dunia kerja adalah skill, knowledge, attitude yang benar-benar harus diasah," sebutnya. (ADV)