Kandidat Wako Dumai Berebut Perahu Besar

id kandidat wako dumai berebut perahu besar

Memilik perahu besar menjadi dambaan setiap bakal calon (balon) wali kota dan wakil wali kota dalam pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) di penjuru nusantara untuk menyeberang ke pulau kemenangan. Hal tersebut juga terpancar di Pemilukada Kota Dumai yang semakin hari semakin panas karena masing - masing balon teropsesi untuk dapat duduk di kursi singasana sebagai pangeran dari "Putri Tujuh". Untuk memiliki perahu besar itu, balon harus didukung dengan finansial yang cukup besar pula untuk merangkul penumpang yang ingin melaju bersama di pemilukada yang akan di gelar 3 Juni 2010 mendatang. Pada pesta demokrasi yang bakal dilaksanakan kali ini, pasangan incumbent Zul As-Sunaryo dengan Koalisi Rakyat Bersatu (KRB)nya, berhasil merangkul berahu raksasa. KRB yang sebelumnya hanya diisi delapan partai, kali ini diisi dengan sebelas partai yang membentuk perahu pasangan incumbent Zul As layaknya perahu raksasa yang siap mengangkut kemenangan di pemilukada periode 2010 - 2015 ini. Menurut jurubicara pasangan Zul As, modal utama dalam perekrutan simpati berada pada perahu politik yang piyawai dalam komunikasi. Hal itu menjadi modal utama dalam perekrutan suara di pemilukada kali ini. "Dua partai seperti Partai Demokrat dan PAN saja sebenarnya sudah cukup untuk penetapan Zul As maju dalam pesta demokrasi kali ini," tutur Zulkifli Ahad, selaku Ketua KRB. Namun, lanjut dia, untuk melaju dan memperkuat posisi, pihaknya perlu tambahan suara serta dukungan oleh beberapa partai besar seperti Partai Golkar dan beberapa partai lainnya. Menurut sumber ANTARA, Partai Golkar yang memiliki fraksi murni di DPRD Kota Dumai seharusnya bisa mencalonkan kader partai sendiri untuk ikut bertarung memperebutkan kursi pangeran tersebut pada periode lima tahun ke depan. Namun yang menjadi pertanyaan, mengapa lebih memilih bargabung dan membentuk perahu raksasa bagi pasangan Zul As. Beberapa petinggi partai berlambang pohon beringin tersebut tidak berkomentar ketika dilontarkan pertanyaan tersebut. Perahu raksasa pasangan Zul As dapat dilihat dari 22 kursi yang dimiliki masing - masing partai pendukung di DPRD Kota Dumai, meliputi Partai Demokrat dan PAN yang masing-masing dengan tiga kursi. Partai Golkar dengan lima kursi. PDS, PKS, serta PPP, masing-masing dua kursi. Sementara Partai Merdeka, Partai Republikan, PMB, dan PKNU, serta Partai Buruh, masing-masing satu kursi. Menurut informasi, sebelas partai ini bersepakat akan mendeklarasikan diri bergabung bersama KRB.Perahu Sedang Sementara pasangan Khairul Anwar dan Agus Widayat yang juga telah menyepakati untuk turut perang memperebutkan kursi pangeran Puteri Tujuh Dumai menurut informasi hanya berhasil menumpangi perahu sedang, dengan kapasitas yang bersaing dengan perahu raksasa milik pasangan Zul As. Perahu Khairul Anwar - Agus Widayat dikomandani oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang memiliki tiga kursi di DPRD Kota Dumai. Selain PDIP, sejumlah partai lainnya seperti PNBK yang memiliki dua kursi di DPRD Kota Dumai, dan Partai Barnas dengan satu kursi juga andil membentuk perahu sedang itu. Deklarasi posisi tiga partai itu rencananya akan dilakukan dalam waktu dua pekan kedepan.Perahu Kecil Berbeda dengan pasangan lainnya, dan dengan upaya keras serta optimisme mendalam, pasangan Herdi Sulioso dan Amir Ahmad, yang juga berniat maju di Pemilukada nanti, justru rencananya akan diusung partai-partai kecil, yang tidak punya kursi di DPRD Kota Dumai. Koalisi partai non parlemen itu kini sedang mematangkan kesepakatan untuk bergabung menjadi satu. Sebanyak 13 partai sedang diupayakan bisa bersatu, supaya suara hasil pemilu legislatif lalu memenuhi syarat untuk mengusung calon wali kota, karena partai-partai non parlemen itu harus mengumpulkan suara minimal 15 persen dari jumlah pemilih yang turut serta. Selain pasangan Herdi - Amir, perahu kecil juga di buat oleh Adwin Malik dan Rinaldi Palamin. Di pekan ke dua pengambilan formulir pendaftaran, pasangan tersebut bertekat menjadi Calon Wako dan Wawako Kota Dumai walau dengan independen (tanpa usungan partai politik), sebelumnya. Namun setelah kurang dari sepekan pengambilan formulir alon, teriang kabar jika pasangan tertsebut mendapat dukungan dari dua partai yang bersedia membentuk perahu kecil dengan kapasitas tambahan di luar parpol. Sebagai balon terdaftar, kedua pengusaha ini membekali diri dengan 18 ribu lebih dukungan dari masyarakat. Jumlah tersebut melebihi angka minimal yang di tetapkan KPUD Dumai dengan batas minimal 16.214 suara atau dukungan.Tanpa KapalDugaan tak disangka justru terjadi di pekan terakhir batas pengambilan formulir Balon. Tepat di hari Rabu (17/2) lalu, pasangan baru, yakni Idris Yamin dan Suardahyar mendatangi Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Dumai sembari bersuar ingin maju dalam perebutan kursi penguasa Dumai.Pasangan tersebut hadir dengan sekelompok orang yang belum dijelaskan identitasnya. Menurut Lis Hafrida, selaku Ketua Pokja Penjaringan Calon Wali Kota Dumai yang di temui ANTARA, mengatakan, pasangan kalima tersebut hadir Kamis (18/2) lalu sekitar pukul 09.00 WIB dan hanya mengambil formulir pendaftaran bakal calon."Untuk saat ini, saya hanya dapat menyampaikan jika bakal calon sudah lima orang. Kalau untuk pencalonannya, tergantung dari pengembalian formulir para bakal calon tersebut dan dilihat dari jumlah suara pendukungnya," ringkasnya.***