Perserikatan Bangsa-bangsa (Antarariau.com)- Rusia, Jumat, mendesak Dewan Keamanan PBB mendukung gencatan senjata yang rapuh di Suriah yang merupakan kesepakatan ketiga yang dicapai tahun ini untuk mengakhiri perang hampir enam tahun di Suriah.
Dewan Keamanan menggelar pertemuan tertutup selama satu jam guna mempertimbangkan rancangan resolusi untuk mendukung gencatan senjata yang kesepakatannya diumumkan Rusia dan Turki dua hari lalu.
Pemungutan suara kemungkinan baru dapat dilaksanakan hari ini. Sementara itu, para anggota Dewan Keamanan menganjurkan perubahan rancangan yang kemungkinan akan direvisi, kata Duta Besar Rusia Vitaly Churkin, kepada para wartawan setelah pertemuan.
Belum jelas apakah resolusi itu akan mendapat dukungan luas. Yang jelas rancangan itu bisa dipelajari dalam satu malam, kata seorang diplomat negara Barat.
Bentrokan, pengeboman dan serangan udara di Suriah barat yang terjadi Jumat merusak gencatan senjata, tak lama setelah kesepakatan itu diberlakukan Kamis pukul 22.00 GMT (Jumat, pukul 05.00 WIB) dan kekerasan tampaknya malah meningkat.
Presiden Rusia Vladimir Putih mengatakan pihak-pihak terkait sedang mempersiapkan diri untuk perundingan perdamaian yang akan berlangsung di Astana, ibu kota negara Kazakhstan.
Media pemerintah Suriah mengatakan Kamis malam bahwa pembicaran perdamaian itu akan dilakukan secepatnya.
Ketika ditanya apakah perundingan Astana bersaing dengan pembicaraan yang diperantarai utusan PBB untuk Suriah Staffan de Mistura pada 8 Februari, Churkin mengatakan kegiatan itu tidak akan bertentangan.
"Jika pembicaraan itu berhasil, yang saya ketahui (perundingan) akan dilanjutkan ke Jenewa," ujar Churkin seperti dikutip Reuters.
Rusia Desak PBB Dukung Gencatan Senjata Di Suriah
