Pidato Terakhir Presiden Obama Bernostalgia Delapan Tahun Menjabat

id pidato terakhir, presiden obama, bernostalgia delapan, tahun menjabat

Pidato Terakhir Presiden Obama Bernostalgia Delapan Tahun Menjabat

Chicago (Antarariau.com) - Presiden Barack Obama menyampaikan pidato perpisahan pada Selasa malam, melihat kembali peninggalannya saat membesarkan hati para pendukung yang kehilangan semangat setelah terpilihnya Donald Trump dari Partai Republik agar merasakan optimisme mengenai masa depan negara.

Presiden dari Partai Demokrat itu merasa bernostalgia saat bersiap meninggalkan Gedung Putih pada 20 Januari setelah delapan tahun menjabat.

Pencapaian kebijakan utamanya goncang setelah Trump terpilih pada 8 November. Trump mengancam membatalkan kebijakan-kebijakan Obama mulai dari reformasi layanan kesehatan sampai pengendalian perubahan iklim.

Dalam pidatonya pada Selasa pukul 20.00 (Rabu 02.00 GMT) di McCormick Place, balai sidang utama kota, Obama akan bicara tentang bagaimana pengalamannya di Chicago - pada awal karir politiknya - mengajarkan dia bahwa perubahan terjadi dari akar rumput.

"Saya pertama datang ke Chicago ketika berusia dua puluhan, masih berusaha mencari tahu siapa saya; masih mencari tujuan hidup saya," demikian Obama akan berkata menurut kutipan pidato yang disiarkan oleh Gedung Putih.

"Di lingkungan yang tidak jauh dari sini tempat saya mulai bekerja dengan kelompok-kelompok gereja dalam bayangan pabrik baja yang tutup. Di jalan-jalan itulah saya menyaksikan kekuatan iman, dan martabat senyap para pekerja menghadapi perjuangan dan kehilangan."

Ibu Negara Michelle Obama, Wakil Presiden Joe Biden dan istrinya Jill Biden, serta staf dan bekas staf Gedung Putih dan petugas kampanye akan menghadiri pidato itu.

"Presiden tidak boleh terlalu sentimentil, tapi mengingat keadaan, saya pikir akan tidak realistis mengharapkan seseorang tidak merasakan beberapa nostalgia pada saat seperti ini," juru bicaranya, Josh Earnest, kepara para pewarta yang melakukan perjalanan dengan Obama.

Bahkan perjalanan terakhir di pesawat kepresidenan diwarnai rasa sedih. Dalam perjalanan ke-44 Obama menggunakan pesawat kepresidenan, dia mengatakan dia akan rindu ketika meninggalkan jawaban.

Semua mengatakan, dia akan menghabiskan 2.800 jam atau 116 hari di pesawat selama menjabat sebagai presiden, kata Earnest sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.

Obama mengatakan dia berencana merefleksikan pencapaian pemerintahannya dalam pidatonya, menyemangati para pendukungnya untuk memperjuangkan isu-isu seperti lingkungan, hak kaum gay dan kesetaraan ekonomi.

Obama berencana tetap berada di Washington dalam dua tahun kedepan sementara anak perempuannya yang lebih muda, Sasha, menyelesaikan sekolah menengah.