Cuaca Panas, Warga Pekanbaru Tak Konsumsi Sayur

id cuaca panas, warga, pekanbaru tak, konsumsi sayur

Pekanbaru, 1/3 (ANTARA)- Cuaca Pekanbaru yang panas menyebabkan warga ibukota Provinsi Riau itu tidak berminat mengonsumsi sayur, walaupun harga sayur mayur di beberapa pasar tradisional di Pekanbaru menurun.Menurut Atun (45) seorang pedagang sayur yang ditemui di Pasar Pagi Arengka Pekanbaru, senin, dari pengalamnnya saat musim panas sangat menurun minat warga kota itu membeli sayur. "Cuaca panas seperti yang terjadi dalam tiga pekan terakhir membuat sebagian masyarakat berkurang dalam mengkonsumsi sayur-mayur. Kalau dah musim panas maka sayur mayur kurang laku karena kurang diminati warga," kata Atun. Padahal, lanjut dia, harga sayur-sayuran telah turun dibandingkan saat musim hujan, namun minat beli masyarakat kurang. Ia mengatakan, pertengahan Februari lalu harga sayur masih tinggi, satu ikat kangkung dijualnya Rp2.000-Rp3.000. Tapi kini harganya turun menjadi Rp1.000-Rp1.500 per ikat. "Walau harga sayur sudah murah namun tetap saja susah laku," ujar Atun. Ia menambahkan, selain akibat iklim harga sayur ini juga di akibatkan karena pasokan sayur dari luar Pekanbaru beberapa minggu terakhir ini sangat banyak khususnya sayur-sayuran yang berasal dari Sumatra Barat. "Banyak sayur-sayuran dari luar kota yang masuk ke Pekanbaru sehingga sayur di Pekanbaru membludak. Maklum saat ini kan musim panen bagi petani sayur", ujarnya. Selain harga sayur-mayur, harga cabai merah kriting juga turun drastis. Saat ini harganya Rp14.000 - Rp15.000 per kilogram sedangkan pekan lalu harganya masih Rp30.000 - Rp40.000 per kilogram. Menurut Wati (37) salah seorang pedagang sayur di Pasar Senapelan Pekanbaru, walau harga cabai telah murah tapi karena cuaca panas, minat masyarakat membeli cabai berkurang. "Masyarakat Pekanbaru sudah kepanasan dengan iklim panas yang melanda daerah ini, sehingga untuk mengkonsumsi cabai mereka jadi takut juga kepanasan," kata Wati. Ia mengatakan, selain cuaca yang panas persaingan sesama pedagang dalam menarik pembeli dengan menjual harga yang lebih murah juga menjadi penyebab berkurangnya pembeli ditempatnya. "Selain akibat iklim, daya saing antar pedagang juga mengakibatkan menurunnya harga sayur-sayuran dan cabai, pedagang lain menaruk harga dibawah harga yang saya jual," katanya. Salah seorang pembeli cabai, Imay (27) yang ditemui di Pasar Senapelan mengakui walau harga cabai dan sayur saat ini murah namun konsumsi cabai dan sayur dirumahnya berkurang. "Konsumsi sayuran dirumah jadi berkurang begitu juga sambal. Cuaca panas untuk makan yang pedas-pedas juga malas karena bertambah hangat," kata ibu rumah tangga itu.***