Banjul (Antarariau.com) - Presiden Gambia Yahya Jammeh pada Selasa menyatakan negara dalam keadaan darurat setelah ia menolak mundur, menyusul kekalahan yang dialaminya dalam pemilihan presiden pada Desember.
Melalui televisi, Presiden Jammeh menyatakan keadaan darurat selama 90-hari, yang akan diberlakukan segera.
Saat memberikan pengumuman, Jammeh menuding pihak asing telah mencampuri "masalah dalam negeri Gambia", menyusul krisis terkait pemilihan.
Jammeh kalah dalam pemilihan presiden pada Desember dari tokoh bisnis Adama Barrow.
Ia mengakui kekalahan tersebut pada hari berikutnya namun seminggu kemudian berubah sikap.
Masyarakat Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) telah mendesak Jammeh, yang muncul menduduki kursi kekuasaan pada 1994, untuk menghormati hasil pemilihan serta menyerahkan kekuasaan kepada Barrow.
Barrow saat ini berada di Senegal. Kelompok 15 negara itu meminta Barrow untuk tetap tinggal di Senegal sampai hari pelantikan, yang dijadwalkan berlangsung pada Kamis.
Kelompok negara kawasan tersebut memperingatkan bahwa pihaknya kemungkinan akan mengerahkan kekuatan militer jika jalan diplomasi gagal menangani krisis di Gambia.
Berita Lainnya
WHO rilis peringatan untuk obat India setelah adanya kematian 66 anak Gambia
06 October 2022 16:14 WIB
Kamerun melenggang ke semifinal Piala Afrika
30 January 2022 6:02 WIB
Pelengseran Presiden Gambia Melibatkan Pihak Militer
20 January 2017 11:20 WIB
Jelang Pelantikannya, Putra Presiden Gambia Tewas Digigit Anjing
17 January 2017 10:35 WIB
Setelah Menyatakan Sebagai Negara Islam, Gambia Wajibkan Pegawai Pemerintah Berkerudung
06 January 2016 20:58 WIB
Maskapai pastikan pesawat yang mendarat darurat di Palembang dalam kondisi aman
28 September 2021 14:48 WIB
Bima Arya tegaskan bahwa Kota Bogor dalam kondisi darurat
30 June 2021 12:59 WIB
PBNU nyatakan, dalam kondisi darurat penggunaan vaksin hukumnya wajib
24 March 2021 16:11 WIB