DPRD Pekanbaru Soroti Peningkatan Kasus DBD Di Daerah Setempat

id dprd pekanbaru, soroti peningkatan, kasus dbd, di daerah setempat

DPRD Pekanbaru Soroti Peningkatan Kasus DBD Di Daerah Setempat

Pekanbaru (Antarariau.com) - DPRD Kota Pekanbaru menyarankan Pemerintah setempat untuk menghidupkan kembali budaya gotong-royong di masyarakat dalam mencegah berjangkitnya Demam Berdarah Dengue (DBD).

"Kami melihat data DBD di Pekanbaru rangking satu terus, jumlahnya meningkat," kata Anggota Komisi III DPRD Kota Pekanbaru Zulkarnain di Pekanbaru, Kamis.

Zulkarnain menyoroti bahwa peningkatan DBD setahun terakhir ini pada Kota Pekanbaru karena kurang maksimalnya pencegahan perkembangbiakan nyamuk aedes aegepty di lingkungan. Dimana tempat-tempat rawan yang menjadi potensi bersarangnya penyebab penyakit mematikan ini tidak tersentuh.

Misalkan selokan, tumpukan sampah dan pepohonan rindang yang digenangi air, sekolahan.

Apalagi sebutnya pula lingkungan sekolah adalah jam rawan yang menjadi sasaran empuk nyamuk menggigit dimana para siswa sedang beraktifitas saat pagi.

Karena itu ia menyarankan Dinas Kesehatan harus berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan sekolah agar melakukan kebijakan guna menekan kasus menimpa pelajar.

Selain itu bagi lingkungan masyarakat juga harus diajak menumbuhkan kembali budaya gotong-royong.

"Dalam hal ini pejabat termasuk Pelaksana tugas Wali Kota hendaknya ikut turun menggalakkan gotong -royong," sarannya.

Sebab ia menilai jika pejabatnya sudah terlibat pastilah jajaran ke bawah seperti camat, lurah dan RT/RW akan ikut dan upaya pencegahan akan dilakukan serentah, bersama-sama dan berkelanjutan.

"Karena mencegah itu jauh lebih baik dari menyembuhkan," katanya mengakhiri.

Sebelumnya diberitakan memasuki pekan kedua Januari 2017, Diskes setempat mencatat ada 21 kasus DBD. Enam kasus terjadi di minggu dan 15 pada minggu kedua.

"Dengan adanya penambahan 15 kasus minggu kedua, jadi sudah ada 21 kasus yang terjadi," ujar Kepala Bidang Pengendalian Kesehatan Dinas Kesehatan (Diskes) Pekanbaru Gustiyanti, Senin (17/01/2017).

Gustiyanti mengingat pola cuaca awal 2017 berubah-ubah membuat nyamuk berkembang. Ini perlu diwaspadai.

"Antisipasi efektif tetap 3 M plus dan pola hidup sehat," tegas Gustiyanti.

Tentang kesediaan alat foging serta bubuk abate pihaknya sudah siap tahun 2017 ini.

Hanya saja untuk permintaan foging pihaknya tidak bisa melakukan sembarangan. Foging baru bisa dilakukan apabila ada kasus, kemudian Diskes melakukan penyelidikan. Jika ditemui ada jentik nyamuk, serta tiga orang diduga terkena DBD baru dilakukan foging.

"Karena bisa saja kena demam berdarah bukan di lingkungan sekitar. Misal di sekolah atau tempat kerja," katanya.

Apalagi kata Gustiyanti dengan melakukan foging sembarangan malah bisa membuat jentik nyamuk kebal diracun.

"Makanya kita sangat berhati-hati foging. Dan bagi yang swadaya sepatutnya melapor ke Diskes minta petunjuk," katanya mengakhiri.