Catat 66 Kasus Januari 2017, Pemkab Rohul Tetapkan KLB DBD

id catat 66, kasus januari, 2017 pemkab, rohul tetapkan, klb dbd

Catat 66 Kasus Januari 2017, Pemkab Rohul Tetapkan KLB DBD

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD) menyusul melonjaknya kasus tersebut sejak Januari 2017 lalu.

"Kita tetapkan status KLB DBD selama 30 hari setelah ada peningkatan kasus DBD pada Januari 2017," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan Hulu, Grifino Dahlihardi dihubungi dari Pekanbaru, Senin.

Grifino menjelaskan pada Januari 2017 kemarin, tercatat sebanyak 66 kasus DBD di seluruh Rokan Hulu. Sementara jika dibandingkan pada bulan yang sama tahun 2016, tercatat hanya sembilan kasus.

Dengan adanya kondisi tersebut, maka Pemerintah Rokan Hulu resmi menetapkan status KLB sejak 1 Februari 2017 kemarin.

Sejauh ini, Dinas Kesehatan Rokan Hulu mencatat seorang korban jiwa akibat nyamuk aedes aegepty tersebut. Dia mengatakan seorang anak di Rokan Hulu yang sebelumnya sempat dirujuk ke Rumah Sakit di Daerah Duri, Bengkalis meninggal akibat didiagnosa menderita DBD.

"Anak-anak daya tahan tubuhnya rentan sehingga sangat mudah terjangkit DBD," ujarnya.

Sementara itu, dengan penetapan status KLB DBD tersebut, dia mengatakan tim Dinas Kesehatan telah turun untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

"Langkah kita adalah memantau sarang jentik. Selanjutnya kita mengimbau seluruh Camat, Desa dan Kelurahan untuk melakukan upaya PSN melalui 3M Plus (menutup, menguras, menimbun)," jelasnya.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya melakukan kegiatan gotong royong mulai dari rumah sendiri dan lingkungan untuk memutus mata rantai penyebaran DBD.

Lebih jauh, dia mengatakan apabila selama 30 hari status KLB masih tercatat adanya DBD, maka Dinas Kesehatan akan kembali melakukan evaluasi untuk memperpanjangnya.

Sebagian besar wilayah Riau sejak Januari hingga pekan pertama Februari 2017 ini diguyur hujan lebat. Meski begitu, BMKG Pekanbaru memprediksi intensitas terus menurun hingga memasuki musim kemarau pada medio Februari mendatang.