Ini Trik Bulog Riau-Kepri Dalam Kendalikan Harga Cabai Dipasaran

id ini trik, bulog riau-kepri, dalam kendalikan, harga cabai dipasaran

Ini Trik Bulog Riau-Kepri Dalam Kendalikan Harga Cabai Dipasaran

Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Urusan Logistik Divisi Regional Riau-Kepulauan Riau pada tahun ini menargetkan akan menyerap produksi cabai keriting di wilayah setempat guna pengendalian harga dipasar.

"Bulog melakukan ini untuk menjembatani harga cabai keriting di pasar saat panen raya dan peceklik," kata Kepala Bidang Pengadaan Bulog Divre Riau-Kepri Edi Hanif kepada antara di Pekanbaru, Kamis.

Menurut Edi Hanif memang Bulog Riau-Kepri selama ini belum pernah turun menyerap produksi cabai keriting di wilayah tersebut.

Karena sepengetahuannya produksi cabai keriting itu hanya berasal dari luar wilayah alias belum ada di Riau. Namun seiring waktu beberapa kabupaten/kota di area kerja mereka sudah menghasilkan tanaman yang dikenal sebagai penyumbang inflasi terbesar dalam kurun 2016.

"Maka kami akan mencoba menjajaki peluang tersebut jika kabupaten/kota memang melaporkan ada menanam cabai," terangnya.

Apalagi sambung dia aturan dan payung hukumnya kerja Bulog terhadap pengendalian harga beberapa komoditas sudah ada yakni Pepres No. 71 Tahun 2015 tentang perluasan penugasan Bulog dari hanya beras menjadi 11 komoditas.

Edi bahkan baru yakin dan mendapat informasi bahwa ada kabupaten di Riau yang sudah eksis menanam cabai keriting seperti Siak, saat acara rapat pertemuan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Bank Indonesia. Selain juga kabupaten lainnya.

Dari rapat itu menurut Edi kabupaten/kota memberikan sinyal agar Bulog berperan membeli dan menyerap panen cabai petani, sehingga saat produksi berlimpah maka tidak terjadi anjloknya harga, demikian sebaliknya kala paceklik tidak melambung seperti yang sudah-sudah Rp120.000 per kilogram.

Pihaknya juga berjanji usai rapat ini akan langsung menindaklanjuti upaya persiapan Bulog untuk menjadi penyalur cabai keriting di wilayah setempat.

"Kami akan langsung akan turun setelah rapat ini untuk menjajaki," ditanya waktu.

Berbicara berapa harga standar cabai keriting nantinya yang akan diberlakukan Bulog ia belum bisa memastikan.

"Jauh hari kami akan lihat teknisnya seperti apa yang penting jangan sampai petani, masyarakat merugi karena harga anjlok, kita akan melihat mekanisme pasar," ucapnya.

Ia menambahkan pihaknya berharap kabupaten/kota di Riau juga pro aktif mengimformasikan jika di wilayahnya terdapat panen cabai yang melebihi kebutuhan alias surplus.

"Kami tunggu informasinya," ucapnya mengakhiri.

Sebelumnya diberitakan harga cabai keriting di pasar tradisional Pekanbaru melonjak hingga Rp100 ribu per kilogram pada akhir tahun 2016.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru, Mas Irba Sulaiman mengatakan, naiknya harga cabai keriting ini disebabkan menipisnya stok di sentra penghasil di Sumatera Barat dan Sumatera Utara.

"Menipisnya stok atau cadangan cabai keriting disebabkan oleh tidak maksimalnya panen dari sentra-sentra yang dimaksud," ujar Irba.

Selain itu stok cabai ini tidak hanya terjadi di daerah Sumatera saja namun terjadi kelangkaan secara merata di daerah-daerah penghasil termasuk di pulau Jawa.