Temukan Lima Lokasi Pembalakan Liar, KLHK Sebut Pelaku Sangat Terorganisir

id temukan lima, lokasi pembalakan, liar klhk, sebut pelaku, sangat terorganisir

Temukan Lima Lokasi Pembalakan Liar, KLHK Sebut Pelaku Sangat Terorganisir

Pekanbaru (Antarariau.com) - Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menemukan lima titik lokasi pembalakan liar di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu.

"Sementara terpantau lima titik, kemungkinan besar bisa lebih. Seluruhnya di kawasan konservasi," kata Direktur Gakkum KLHK Rasio Ridho Sani kepada Antara di Pekanbaru, Senin.

Rombongan KLHK bersama dengan Polda Riau meninjau langsung lokasi pembalakan liar CBGSK-BB, Senin hari ini. Dari peninjaun tersebut, mereka menemukan sedikitnya lima titik pembalakan liar.

Dari setiap titik lokasi pembalakan liar, ia mengatakan turut menemukan setidaknya 100 kubik kayu hasil pembalakan berikut gubuk-gubuk liar.

Selain itu, ia juga melihat langsung aktivitas pembalakan liar di CBGSK-BB yang dinilai sangat terorganisir. Ia menggambarkan di lokasi tersebut terdapat rel-rel serta kanal-kanal yang digunakan untuk mengangkut kayu hasil pembalakan ke luar kawasan konservasi.

"Ini kejahatan luar biasa yang harus segera ditindak. Disana kami menemukan banyak tumpukan kayu dan sudah kami musnahkan. Kami juga hancurkan gubuk-gubuk di sana," ujarnya.

Menurut dia, kawasan hutan Cagar Biosfer yang dikukuhkan oleh Unseco tersebut merupakan benteng terakhir untuk dilindung bersama-sama. Ia meminta agar penindakan ini dilakukan terus dengan melibatkan seluruh pihak, baik Kepolisian dan TNI bahkan perusahaan yang berada di sekitar CBGSK-BB.

"Perlu melibatkan aparat lainnya. Juga perusahaan pemegang konsesi di sekitar cagar. Di sana banyak flora dan fauna yang harus dilindungi," ujarnya.

Lebih jauh, ia mengatakan hasil peninjauan ini akan dilaporkan ke Menteri Siti Nurbaya untuk kemudian dapat dilakukan pemulihan.

Aktivitas pembalakan liar di CBGSK-BB kembali ditemukan baru-baru ini. Temuan tersebut tentu cukup mengejutkan. Pasalnya, akhir 2016 silam operasi terpadu pernah dilakukan. Saat itu tim membakar, menghancurkan dan menutup kanal-kanal yang terkait pembalakan liar.

Pasca operasi terpadu, aktivitas pembalakan liar memang sempat terhenti. Namun, karena saat itu juga tidak ada yang berhasil ditangkap, disinyalir menjadi alasan para perambah kembali lagi. Terlebih, cukong atau pemodal seolah cukup "sakti" untuk tersentuh hukum.