Arus Transportasi Riau-Sumbar Dialihkan Ke Kuansing Akibat Longsor

id arus transportasi riau-sumbar dialihkan ke kuansing akibat longsor

Arus Transportasi Riau-Sumbar Dialihkan Ke Kuansing Akibat Longsor

Bangkinang Kota (Antarariau.com) - Banjir yang melanda kawasan perbatasan Sumbar Riau di Pangkalan longsor di Hulu Air Kabupaten 50 Kota mengakibatkan jalur lintas antar provinsi itu putus total. Polres Kampar mengalihkan lalulintas antar provinsi itu kearah Kuantan Singingi-Kiliran Jao, Jumat pagi (3/3).

"Jalur lintas Riau-Sumbar yang melalui Kabupaten Kampar tidak bisa ditembus di daerah Pangkalan. Pengumuman pengalihan arus dilakukan oleh Polres Kampar dan Dishub Kabupaten Kampar dengan memasang sejumlah spanduk di daerah perbatasan Pekanbaru-Kampar hingga ke Bangkinang Kota dan begitu mengetahui adanya banjir dan longsor di Sumbar, kami langsung melakukan pengalihan arus lebih cepat, agar tidak ada kendaraan yang terjebak di lokasi banjir," ungkap Kapolres Kampar AKBP Edy Sumardi Priadinata Sik.

Di samping itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan jajaran Polres Kampar melaksanakan koordinasi dan mengkomunikasikan kepada masyarakat untuk waspada banjir pada Jumat (3/3). Informasi juga disampaikan di Masjid-masjid yang berada di desa-desa yang ada di hilir Sungai Kampar. Pj Bupati Kampar H Syahrial Abdi AP MSi mengintruksikan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD), Camat hingga Desa untuk siaga banjir.

"Pembukaan pintu spill way waduk PLTA Kotopanjang sejak pukul 14.00 WIB dilakukan karena posisi air waduk pada Jumat pagi kemarin (3/3) mencapai 80,39Mbpl, dan siang meningkat menjadi 81,48Mbpl bahkan pada sore hari sudah mencapai 81,65Mbpl," kata Manager Pusat Listrik PLTA Kotopanjang Bayu T Windriyo.

Inflow atau air masuk dari arah hulu di Sumatera Barat lanjut dia terus menunjukkan meningkat, sehingga harus dilakukan pembukaan pintu spill way sebanyak lima pintu. Pembukaan pintu diprediksi menyebabkan kenaikan debit air waduk PLTA Kotopanjang mencapai 30cm hingga 50 cm.

Disebutkannya, pada sore hingga malam, belum ada tanda penurunan inflow dari arah Sumbar. Jumlah air yang masuk dari arah Sumbar ke kawasan waduk PLTA mencapai 3000 meter kubik per detik.

"Kami akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengatur pembuangan air guna menghindari resiko yang besar bagi masyarakat di kawasan hilir PLTA. Pembuangan air akan sangat tergantung pada kondisi inflow dari arah hulu. Berdasarkan informasi yang kami peroleh dari BMKG, di kawasan 50 Kota masih terjadi hujan ringan," ucapnya.

Pemkab Laksanakan Rakor Mendadak

Untuk lebih mempersiapkan berbagai hal untuk mengantisipasi datangnya banjir, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar dan sejumlah OPD terkait lainnya melaksanakan rapat koordinasi (rakor) mendadak. Rakor dilakukan bersama jajaran Polres Kampar, TNI dan juga Basarnas di Bangkinang Kota pada Jumat malam (3/3). Rapat dilaksanakan setelah tim terpadu mendirikan posko di Lapangan Merdeka Jalan Prof M Yamin Bangkinang Kota. Tampak di sana disiagakan mobil Basarnas, mobil dapur umum, mobil BPBD Kampar, serta berbagai peralatan lainnya.

Rakor dipimpin oleh Kepala BPBD Kampar Santoso MPd, dan dihadiri oleh Kadis Perikanan Kampar Ir Usman Amin, Kadis Sosial Dahlan, Kadis Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) M Amin, Kadis Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kampar Drs M Yasir MM, Wakapolres Kampar Kompol Basa Emden Banjarnahor Sik, Pasi Ops Kodim 0313/KPR Kapten Inf M Fadil, tim Basarnas serta sejumlah perwakilan OPD lainnya.

Pada rapat dibahas tentang peralatan yang siap untuk dikerahkan oleh masing-masing instansi, serta para personil yang disiagakan dan siap diterjunkan bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Seluruh pihak yang hadir menyatakan berkomitmen untuk saling membahu dalam melaksanakan penanganan bila terjadi banjir di wilayah Kabupaten Kampar.

Beberapa daerah yang rawan terhadap terjadinya banjir antara lain di kawasan Langgini Bawah dan Desa Kumantan Kecamatan Bangkinang Kota, sebagian besar desa di Kecamatan Kampar, beberapa desa di Kecamatan Kampa seperti Pulau Rambai, Pulau Birandang, beberapa desa di Kecamatan Tambang seperti Desa Palung, Parit Baru dan Kualu. Daerah yang juga sangat rawan berada di Kecamatan Siak Hulu seperti Desa Lubuk Siam, Buluh Cina, Tanjung Balam dan Teratak Buluh.

"Mari kita saling membahu. Kami juga mengucapkan terimakasih atas perhatian dari seluruh pihak untuk melaksanakan koordinasi dalam rangka mengantisipasi terjadinya banjir di Kabupaten Kampar," ungkap Santoso.

Peralatan yang siap untuk dikerahkan bila melaksanakan penanganan banjir antara lain dari Kodim 0313/KPR sebanyak 2 unit perahu, dari Polres Kampar sebanyak 5 unit perahu dan 2 tenda besar, Dinas sosial menyiagakan 2 unit tenda, 2 unit perahu dan 15 unit tenda keluarga. BPBD Kampar menyiagakan 4 unit perahu, tambah 1 perahu besi ditambah dengan tenda posko sebanyak 2 unit. Dinas Perikanan juga menyiagakan 1 unit perahu bermesin. Bila ada kekurangan peralatan, kami juga telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi Riau untuk meminta bantuan tambahan peralatan," ungkap Kadis Sosial Dahlan.

Petani Kerambah Siaga

Mendapatkan informasi dan pengumuman yang datang dari berbagai pihak tentang kemungkinan peningkatan debit air Sungai Kampar, maka ratusan petani kerambah di Sungai Kampar, terutama di daerah Desa Ranah Kecamatan Kampar secara bergotong royong melaksanakan penarikan kerambah ke pinggir sungai.

Upaya penyelamatan kerambah itu dilaksanakan pada setelah sholat Jumat (3/3). Ratusan petani kerambah tampak sibuk saling membahu menarik tali kerambah. Mereka tampak lebih tenang dibandingkan dengan upaya penyelamatan yang mereka lakukan pada tahun lalu.

Salah seorang petani kerambah bernama Habibi (22) di Desa Ranah mengatakan bahwa para petani lebih tenang dalam menyelamatkan kerambah mereka, karena pemberitahuan dilakukan lebih awal, dimana debit air juga tidak terlalu cepat naik. Ya, sekarang kami lebih cepat melakukan penarikan kerambah, jadi lebih tenang. Kalau dulu kami tergesa-gesa. Namun demikian, kami akan tetap siaga dan berjaga-jaga pada malam hari,ungkapnya.

Ditambahkan pula oleh Khadafi bahwa para petani kerambah di Desa Ranah memang sangat trauma dengan peristiwa banjir besar pada tahun 2016 yang lalu, dimana sebanyak 71 kerambah warga hanyut sehingga menimbulkan kerugian yang mencapai miliaran rupiah. Sekarang ini kami memang lebih berhati-hati bahkan jaga malam agar bila air naik lebih tinggi lagi, dapat dilakukan upaya penyelamatan," ucapnya.