Yogyakarta (Antarariau.com) - Mahasiswa Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Kholik memanfaatkan batang pisang untuk diolah menjadi bahan bakar hidrogen ramah lingkungan atau biohidrogen.
"Kandungan selulosa yang cukup tinggi dari batang atau gedebog pisang yakni hingga 65 persen cocok digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi biohidrogen sebagai sumber energi terbarukan," kata Kholik di Yogyakarta, Minggu.
Ia mengatakan, untuk mengolah batang pisang agar dapat menghasilkan biohidrogen perlu metode khusus. "Dari berbagai metode yang saya pelajari, saya memilih metode fermentasi gelap sebagai cara efektif mengolah batang pisang sebagai sumber energi," katanya.
Metode itu, menurut dia, memiliki beberapa keunggulan seperti dapat mengurangi volume limbah organik batang pisang, lebih stabil prosesnya, ramah lingkungan, hemat energi, dan tidak menuntut adanya peralatan canggih sehingga lebih mudah diaplikasikan.
Metode tersebut memanfaatkan proses fermentasi dari material organik yang diubah menjadi hidrogen melalui reaksi-reaksi tertentu. "Di sini terdapat peran beberapa jenis bakteri anaerob yang bertugas mengurai batang pisang melalui reaksi biokimia kompleks," katanya.
Ia mengemukakan, ada tiga tahapan utama pengolahan yang dimulai dari "pretreatment", "hydrolysis", dan fermentasi. Pada tahap awal, batang pisang dipotong-potong menjadi bagian kecil untuk dikeringkan dengan pengering.
Setelah dikeringkan, potongan tersebut digiling hingga menjadi bagian yang lebih kecil. Selanjutnya hasil penggilingan dicampur dengan larutan enzim dan bakteri pengurai hingga menghasilkan produk biohidrogen yang diinginkan.
"Banyak kelebihan dari penggunaan bahan bakar hidrogen seperti tingkat efisiensi pembakaran yang tinggi hingga 80 persen dan sisa hasil pembakarannya berupa air (H2O) sehingga membuktikan bahan bakar hidrogen menjanjikan untuk masa depan," katanya.
Ia mengatakan, hasil penelitian tersebut telah dipresentasikannya dalam sebuah forum ilmiah tentang energi terbarukan di London, Inggris.
Forum bertajuk "19th International Conference on Renewable Energy Sources and Technologies" tersebut dihadiri para pakar interdisipliner dan multidisipliner dari berbagai negara.
"Dalam forum itu saya meraih Best Presentation Award. Saya bahagia dan bersyukur dapat berkontribusi membawa nama baik Teknik Kimia FTI UII dan Indonesia di ajang forum ilmiah tingkat internasional," kata Kholik.
Berita Lainnya
LPSK Desak Kepolisan Usut Kasus Tewasnya Mahasiswa UII
24 January 2017 22:05 WIB
Hito Craft Rintis Kerajinan Kertas dari Pisang, Begini Cara Buatnya
17 February 2019 7:58 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB
Jalani Pemeriksaan Di Imigrasi Pekanbaru, TKA Ilegal Mengaku Stres
18 January 2017 16:55 WIB