Jefry Noer Bertekad Jadikan Pulau Birandang Pusat RTMPE II

id jefry noer, bertekad jadikan, pulau birandang, pusat rtmpe ii

Jefry Noer Bertekad Jadikan Pulau Birandang Pusat RTMPE II

Kampar (Antarariau.com) - Mantan Bupati Kampar, Jefry Noer tetap mengembangkan sayap menjadikan Desa Pulau Birandang kawasan Dusun V Pematang Kulim Kecamatan Kampa sebagai pilot project program Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE) II.

"Saya membuka lahan 50 ha dan saat ini sudah ditanami tanaman hortikultura, 16 Ha tanaman buah kelengkeng, pepaya madu dan cabai rawit pada bulan Maret ini, kemudian 20 ha lagi bulan depan untuk tanaman cabai rawit dengan pola modern, selebihnya akan ditanami bibit bawang merah," kata Jefry Noer saat ditemui di lokasi, Rabu (15/3).

Untuk pengolahan tanaman cabai rawit dan bawang merah, Jefry mengundang tenaga ahli dari Brebes sebagai perbandingan hasil tanaman olahan secara modren dan tradisional seperti dilakukan oleh salah seorang petani cabai di lahan itu, Hamdani yang sukses meraih untuk Rp 100 juta hanya dengan menanam 800 batang cabai rawit diatas lahan 1000 meter.

Ditargetkan akhir bulan April sudah tertanam semua pada hamparan 50 ha itu dan diperkirakan pada awal Juni atau menjelang puasa sudah mulai panen, sehingga dapat membantu pekerja menambah penghasilan, "Mereka akan mendapatkan untung besar dan tidak perlu membawa ke pasar untuk menjualnya, pembeli akan datang sendiri," jelasnya.

Tanaman cabai rawit ini, tidak rewel seperti cabai merah, dan waktu tanam hingga panen bisa mencapai 1,5 tahun. Dalam 1 ha lahan dapat dilakukan 4 kali panen perbulan, 1 kali panen diperhitungkan 1 ton sehingga jika harga cabai rawit minimal Rp32 ribu saja dapat menghasilkan uang Rp128 juta perbulan.

Dia sampaikan bahwa di lokasi itu akan dijadikan kawasan RTMPE II pusat tanaman hortikultura yang akan menyerap tenaga kerja sedikitnya 75 orang hanya untuk panen seluas 2 ha, sebab satu orang tenaga kerja hanya mampu memanen 10 kg sehari.

"Saya memang hobi bercocok tanam, jika tidak, mungkin tidak akan dapat saya wujudkan program ini, apalagi sudah tidak lagi menjabat sebagai bupati dan untuk membangun Kampar dalam membantu masyarakat bebas dari kemiskinan tidak mesti harus menjabat," ungkapnya.

Saat ini lanjutnya, menjadi petani sawit dan karet sudah tidak menjanjikan lagi, karena naik turunya harga tidak menentu dan sangat murah. Lebih baik beralih menjadi petani tanaman muda, pemeliharaannya tidak terlalu rumit, modalnya juga jauh lebih murah.

Dia katakan, RTMPE ini juga sedang dikembangkan di negara Malaysia, Ahli Parlemen negeri jiran telah mengundangnya untuk memberikan pemaparan lebih lanjut kepada para petani disana, "Alhamdulillah saat ini sedang dipersiapkan lahan untuk pilot project di Malaysia dan mereka meminta saya menjadi konsultannya," kata mantan anggota DPRD Provinsi Riau ini. (ADV)