Video Terbaru Snoop Dogg Tuai Kritik Pedas Donald Trump

id video terbaru, snoop dogg, tuai kritik, pedas donald trump

Video Terbaru Snoop Dogg Tuai Kritik Pedas Donald Trump

Jakarta (Antarariau.com) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menanggapi video terbaru rapper Snoop Dogg "Lavender".

"Dapatkah Anda membayangkan protes seperti apa jika @SnoopDogg, kegagalan karir dan semuanya, membidik dan menembak pistol ke Presiden Obama! Waktunya dipenjara!," tulis Trump dalam akun Twitter-nya.

Can you imagine what the outcry would be if @SnoopDogg, failing career and all, had aimed and fired the gun at President Obama? Jail time!

Donald J. Trump (@realDonaldTrump) March 15, 2017

Cuitan tersebut ditulisnya hanya beberapa jam setelah pengacara pribadinya, Michael Cohen, menuntut sang rapper untuk segera minta maaf atas video kontroversial yang menunjukkan dirinya menodongkan pistol ke seorang badut bernama "Ronald Klump" yang memparodikan presiden Amerika Serikat.

"Sama sekali tidak ada yang lucu dari percobaan pembunuhan pada presiden," kata Cohen.

"Saya pasti tidak akan menerimanya jika itu Presiden (Barack) Obama. Saya pasti tidak menerimanya jika itu Presiden Trump, dan dalam hal keadilan, itu tidak lucu, itu tidak berseni," sambung dia.

Video tersebut juga menuai kritik dari senator AS dari partai Republik Marco Rubio.

Rubio, yang mengaku penggemar musik hip hop, mengatakan bahwa mengingat sejarah pembunuhan di Amerika "hal seperti itu adalah sesuatu yang orang-orang harus benar-benar perhatikan."

"Saya pikir orang bisa tidak setuju pada kebijakan, tapi kita harus berhati-hati tentang hal semacam itu karena orang yang salah melihat itu dan mendapat ide yang salah dan Anda akan dapat memiliki masalah yang nyata," ujar Rubio.

Rapper asal California Snoop Dogg (45) mengatakan kepada Billboard bahwa dia melihat Trump seperti badut.

Video yang dirilis pada hari Minggu itu dimaksudkan sebagai protes terhadap penahanan orang kulit hitam dan tawaran Trump untuk memberlakukan larangan sementara untuk memasuki Amerika Serikat bagi orang-orang yang berasal dari beberapa negara mayoritas Muslim.

"Saya merasa banyak orang membuat hal-hal keren, bersenang-senang, berpesta, tapi tidak ada yang berurusan dengan masalah nyata dengan ... badut ini sebagai presiden," kata musisi tersebut, demikian Reuters.