BPBD Riau Nyatakan 13 Desa Di Pelalawan Terkena Dampak Banjir

id bpbd riau nyatakan 13 desa di pelalawan terkena dampak banjir

BPBD Riau Nyatakan 13 Desa Di Pelalawan Terkena Dampak Banjir

Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah menyatakan sebanyak 13 desa di empat kecamatan di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau terdampak banjir.

"Hari ini sudah hari ke 10 banjir di Pelalawan," kata Kepala BPBD Pelalawan, Hadi Penandio kepada Antara di Pekanbaru, Kamis.

Hadi menuturkan empat kecamatan yang terdampak banjir sejak pekan lalu adalah Kecamatan Langgam, Pangkalan Kerinci, Kecamatan Pelalawan dan Kecamatan Pangkalan Kuras.

Ia menjabarkan sekitar 2.638 kepala keluarga hingga hari masih terdampak banjir dengan ketinggian bervariasi antara 30 centimeter hingga 75 centimeter.

Banjir juga menyebabkan jalan lintas Langgam menuju Pangkalan Kerinci terendam banjir dan tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan.

"Kita telah siapkan perahu karet, kemudian personel juga terus siaga. Bantuan kita upayakan untuk terus disalurkan ke korban banjir," jelasnya.

Banjir yang terjadi di Pelalawan selain menyebabkan ratusan rumah tergenang juga menyebabkan sejumlah sekolah diliburkan. Berdasarkan pendataan BPBD Pelalawan, setidaknya terdapat empat sekolah di dua kecamatan yang diliburkan akibat banjir.

Dia menuturkan BPBD Pelalawan telah berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan untuk membentuk posko-posko penanggulangan banjir di setiap kecamatan dan Puskesmas setempat.

Ia memperkirakan banjir yang disebabkan meluapnya Sungai Kampar pasca pembukaan waduk PLTA Koto Panjang akan segera surut pasca penutupan pintu waduk. "Namun informasinya intensitas hujan di hilir masih tinggi. Makanya kita terus koordinasi," tuturnya.

BPBD Provinsi Riau menyatakan, banjir terjadi di lima Kabupaten di Riau dalam beberapa hari terakhir. Selain Pelalawan, banjir juga terjadi di Kabupaten Kampar, Rokan Hulu, Kuantan Singingi dan Indragiri Hulu.

Selain banjir, BPBD Riau juga dihadapkan dengan masalah kebakaran hutan dan lahan karena sesuai pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Pekanbaru sejumlah titik panas mulai muncul dalam lima hari terakhir.