Legislator Pekanbaru Tuding Minimnya Pasar Tradisional Sebabkan Maraknya PKL

id legislator pekanbaru, tuding minimnya, pasar tradisional, sebabkan maraknya pkl

Legislator Pekanbaru Tuding Minimnya Pasar Tradisional Sebabkan Maraknya PKL

Pekanbaru (Antarariau.com) - DPRD Kota Pekanbaru mengkritik jumlah pasar tradisional yang kini dimiliki dan dikelola Pemko setempat belum proporsional dengan penduduk.

"Yang saya tahu cuma ada enam pasar tradisional yang dikini dikelola Pemko Pekanbaru," kata anggota Komisi II DPRD Pekanbaru Zulpan Hafiz kepada antara di Pekanbaru Minggu.

Sementara sebut Zulpan Hafiz jumlah penduduk Pekanbaru lebih dari 1 juta jiwa.

"Pekanbaru luasnya 632,6 kilometer persegi hampir sama dengan DKI Jakarta, penduduk lebih 1 juta jiwa. Pasar tradisionalnya cuma enam," tuturnya.

Sedangkan Solo sebut Zulpan membandingkan dengan penduduk 500 ribu jiwa dan luas wilayah 33 kilometer persegi kini miliki punya 44 pasar tradisional.

"Jauh dari harapan pasar tradisionalnya padahal kita pusat jasa dan perdagangan," tegas Politisi Hanura ini.

Padahal nilai dia jika Pemko mau konsen dan prioritas Pekanbaru miliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan pasar tradisional.

Diakuinya kondisi inilah yang membuat banyak PKL berserakan tidak teratur berjualan di wilayah yang dilarang. Selain itu bermunculannya pasar kaget di setiap gang.

Sehingga menimbulkan masalah baru, sampah pasar yang mengotori setiap sudut kota, kemacetan, sembrawutan, bahkan potensial los aneka retribusi yang harusnya masuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pekanbaru.

Sambung dia pula jika tiap kecamatan di Pekanbaru ada 12 dibangun pasar tradisional representatif, bersih murah pengembangan industri kreatif lokal akan terangkat, PKL tertib, PAD bisa dikelola baik dan sebagainya.

"Belajarlah dari pemerintah Solo," sarannya.

Ia juga mengkritik penertiban PKL yang selalu gagal dan menimbulkan pertentangan dan polemik, sebenarnya akibat tidak terpecahkannya pasar untuk mereka berdagang.

"Wadah tempat mereka tidak ada ya, wajarlah mereka berdagang sesuka hati, dan giliran ditertibkan berontak," tegas dia lagi.

Maka dari itu saran dia lagi. segeralah Pemko bangun pasar-pasar baru. minimal tiap kelurahan punya pasar tradisional.

"Tertibkan pasar kaget pindahkan mereka ke lokasi yang baru. Kalau perlu lahan tempat pedagang kagetan dibeli Pemko dibangun gedung pasar dan pedagang disuruh masuk ke dalam, sehingga kedepan kebersihan dan retribusi pasar bisa masuk ke pemerintah," sarannya menambahkan.

Seperti diketahui, pasar tradisional yang dikelola Pemko Pekanbaru saat ini Pasar Cik Puan, Pasar Simpang Baru, Pasar Kodim, Pasar Rumbai, Pasar Labuh Baru (Palapa), Pasar Limapuluh.

Keberadaan pasar-pasar ini berdasarkan pantauan antara kurang maksimal, pedagang yang berjualan di dalam los cenderung sepi, mereka lebih memilih menggunakan pelataran parkir dan bahu jalan di sekitar lokasi untuk berdagang. Dengan alasan tidak ada pembeli yang masuk ke gedung berbelanja.

Seperti terlihat pada pasar Senapelan yang sudah dibangun dengan sistem bangun guna serah atau BOT oleh investor, justru ditinggal pedagang lari keluar gedung untuk berjualan di bahu dan trotoar sepanjang Jalan Teratai.

Bahkan Dinas Pasar mencatat bahwa tiap tahun enam pasar ini terus mendapat subsidi dan pendapatan yang diperoleh selalu tekor dari target yang ditetapkan. Sehingga hal ini membebani APBD.