Jadi Pintu Masuk Penyelundupan, Sejumlah Pelabuhan Riau Dijaga Ketat DJBC

id jadi pintu, masuk penyelundupan, sejumlah pelabuhan, riau dijaga, ketat djbc

Jadi Pintu Masuk Penyelundupan, Sejumlah Pelabuhan Riau Dijaga Ketat DJBC

Pekanbaru (Antarariau.com) - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kantor Wilayah Riau-Sumatera Barat memperketat pengawasan di sejumlah pelabuhan yang dianggap menjadi salah satu pintu masuk penyelundupan.

"Dari beberapa kasus, penyelundupan masuk dari Indragiri Hilir, Dumai dan Siak. Itu kita perketat," kata Kepala Kantor Wilayah DJBC Riau-Sumbar, Yusmariza di Pekanbaru, Selasa.

Ia mengakui Bea dan Cukai Riau-Sumbar memiliki keterbatasan personel dalam melakukan pengawasan.

Dia menjabarkan saat ini Bea dan Cukai hanya diperkuat oleh 428 pegawai yang tersebar di berbagai Kantor Pengawasan dan Pelayanan. Seperti Pekanbaru, Dumai, Tembilahan, Selat Panjang, Bengkalis, Bagan Siapi Api, Siak dan Teluk Bayur.

Dengan personel yang mengawasi wilayah tersebut, Dia mengakui cukup kesulitan mengingat cakupan pengawasan sangat luas. Untuk itu, salah satu solusi meningkatkan pengawasan adalah dengan berkoordinasi instansi penegak hukum lainnya.

"Kita bekerjasama dengan TNI, Polri, dan seluruh instansi lainnya hingga ke masyarakat sebagai salah satu sumber informasi," tuturnya.

DJBC Riau-Sumbar pada Selasa menyatakan berhasil mengungkap 168 kasus penyelundupan produk ilegal dengan total nilai tangkapan mencapai Rp45 miliar.

Ia menjelaskan, dari total Rp45 miliar nilai tangkapan tersebut, potensi kerugian diperkirakan mencapai Rp9,2 miliar.

(Baca Juga Dalam Tiga Bulan, DJBC Sita Produk Ilegal Senilai Rp45 Miliar )



Terdapat tiga komoditas dengan potensi kerugian negara tertinggi yang diungkap Bea Cukai Kanwil Riau Sumbar. Diantaranya adalah rokok yang meliputi 64 kasus, bawang dan sembako lainnya 18 kasus dan minuman keras enam kasus.

Hanya saja, dari seluruh kasus tersebut, petugas kesulitan mengungkap pelaku yang harus bertanggung jawab. Petugas Bea Cukai menyatakan hanya berhasil menangkap dua pelaku dari 168 kasus tersebut.

Menurut dia, kesulitan yang dialami adalah para pelaku penyelundupan membuat sistem rantai terputus sehingga antara pemasok, pengangkut dan penerima tidak saling kenal.