Pekanbaru (Antarariau.com) - Komisi B DPRD Provinsi Riau akan memanggil Dinas Perdangan Koperasi dan UKM untuk mengklarifikasi kelangkaan gas elpiji tiga kilogram di sejumlah titik di Riau.
"Laporan kelangkaan sempat kita dengar dari masyarakat. Ada rencana akan memanggil Disperkop UKM untuk menanyakan apa penyebabnya. Dijadwalkan pertemuan setelah reses," ujar Ketua Komisi B DPRD Provinsi Riau Marwan Yohanis di Pekanbaru, Jumat.
Marwan mengaku mendapat laporan kelangkaan gas "melon" di sejumlah tempat di Provinsi Riau yang diduga disebabkan oleh adanya kebijakan konversi gas elpiji tiga kilogram ke tabung 5,5 kilogram.
Namun Marwan mengatakan informasi tersebut belum sepenuhnya valid karena belum ada pengumuman resmi oleh Dinas teknis terkait.
"Iya saya sempat dengar ada informasi dialihkan dari tiga kilogram ke lima kilogram. Ini kita sedang cari kebenaranya dari kabar yang beredar. Apakah ini memang dihilangkaan atau memang ada permainan, kita minta konfirmasi Dinas teknis dalam hearing (dengar pendapat) nanti," ujarnya pula.
Ia berharap jika memang ada pengalih maka Dinas harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
"Tapi kalau tidak, diberi penjelasan kenapa (langka)? Jangan malah kucing-kucingan," lanjut Politisi Gerindra itu.
Sebelumnya, Erna (37) seorang Warga Jalan Naga Sakti mengaku kesulitan mencari gas subsidi tersebut karena di tempat biasa ia beli tidak memiliki stok sehingga ia harus berkeliling di sekitaran jalan Panam untuk membeli gas melon itu.
"Ya, saya harus keliling dulu buat nyari gas elpiji padahal biasanya di sekitaran rumah banyak yang menjual. Dapat sih akhirnya tapi agak jauh dari rumah terus harganya mahal lagi Rp23.000 biasanya kan Rp18.000, tetap saya beli karena butuh kan," ujar Ibu Rumah tangga itu.
Sementara sejumlah ibu rumah tangga di Pekanbaru seperti Kecamatan Marpoyan Damai dan Sukajadi mengeluhkan mulai langkanya gas elpiji tiga kilogram.
Bahkan kaum ibu harus merogoh kocek hingga Rp27.000 untuk mendapatkan satu tabung gas berisi tiga kilogram padahal harga eceran tertinggi (HET) seharusnya Rp18.000 pertabung.
"Saya cari di pangkalan sekitar Jalan Nenas sudah habis, terpaksa numpang ke kompor tetangga menghangatkan lauk," ujarnya kesal karena buru-buru harus menyiapkan sarapan anak berangkat sekolah.
Berita Lainnya
Legislator minta perusahaan segera rapikan kabel fiber optik
13 March 2024 14:04 WIB
Legislator minta DKI untuk sediakan alat pemadam api ringan di setiap RT
20 February 2024 13:55 WIB
Legislator desak DKI evaluasi kembali kriteria lowongan kerja dalam rekrutmen
26 January 2024 17:02 WIB
Sekolah negeri lebihi kapasitas dan masih ada zoom meeting, legislator Riau bersurat ke menteri
15 January 2024 19:19 WIB
Menteri-legislator-kepala daerah jika maju pilpres tak wajib mundur
24 November 2023 16:38 WIB
Legislator sarankan Pemprov DKI sematkan teknologi ATM pada e-KTP
13 October 2023 12:00 WIB
Legislator usul kenaikan pajak kendaraan bermotor untuk atasi polusi udara
10 August 2023 14:19 WIB
Legislator Kaltim usulkan 10.000 sambungan PLTS baru untuk desa tertinggal
05 August 2023 12:25 WIB