Wartawan Di Siak Terima Pesan Ancaman Dari OTK

id wartawan di, siak terima, pesan ancaman, dari otk

Wartawan Di Siak Terima Pesan Ancaman Dari OTK

Siak (Antarariau.com) - seorang wartawan yang bertugas liputan di kabupaten Siak, Provinsi Riau, Mayonal Putra mendapat ancaman dari orang tidak dikenal (OTK) melalui pesan singkat atau SMS ditujukan ke ponsel pribadi miliknya.

Mayonal Putra, wartawan harian Tribun Pekanbaru ini mengungkap dirinya sudah mendapat lima SMS yang berisikan unsur pengancaman pada Jumat (24/3) lalu.

"Saya tidak tahu orang tersebut mengancam atas dasar apa, apakah terkait pemberitaan atau memang ada masalah lain, hanya saja saya tidak mengenal nomor pengirim SMS tersebut," katanya dari Siak, Sabtu.

Dia pun membeberkan beberapa pesan singkat yang berisikan pengancaman tersebut. "Bos jangan macam-macam di Siak tuh bos, orang Siak baik baik, cari makan di Siak boleh-boleh aja". SMS itu dikirim ke ponselnya sebanyak dua kali pukul 10.00 WIB.

Kemudian lanjutnya, sekitar pukul 12.05 WIB, nomor yang sama mengirim sms lagi sebanyak dua kali dengan kata-kata "Hati-hati kau di Siak kalau mau selamat".

"Saya membalasnya untuk menanyakan apa maksud dia mengirim pesan tersebut, dan juga menghubunginya, namun setiap kali dihubungi nomornya tidak aktif lagi. Kemudian pukul 20.00 WIB nomor itu mengirim SMS lagi," tuturnya.

Dia mengungkap, akan melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib dengan membuat laporan secara tertulis, untuk diusut pemilik dari nomor yang telah mengancamnya. Sebab dirinya merasa terganggu dengan pesan singkat yang dikirim ke ponsel privadinya itu.

"Saya sudah konsultasi sama Kapolres terhadap ancaman ini. Pak kapolres menyarankan agar masukan laporan resmi untuk ditindaklanjuti dengan segera. Sepertinya ancaman ini serius, tentu saya akan melaporkannya ke kepolisian, karena ini sudah mengganggu kenyamanan saya sebagai wartawan yang bertugas di kabupaten Siak," jelasnya lagi.

Dia menambahkan, saat ini ia tidak bisa menerka-nerka ancaman itu, jika hanya salah kirim tidak mungkin sampai lima kali.

"Jika terkait pemberitaan, dua hari terakhir saja tidak membuat pemberitaan yang merugikan pihak manapun, namun pada Selasa sebelumnya saya memang memberitakan terkait dugaan kasus korupsi di Siak," tuturnya pula.

Dia menerangkan, ancaman itu adalah yang kedua kalinya ia terima selama bertugas meliput di kabupaten Siak. Pertama pada desember 2015, berkenaan dengan berita politik.

" Tapi ini kemudian tidak ada masalah, karena para pihak yang bertarung dalam Pilkada diakomodir dalam pemberitaan, atau seimbang. Berita juga difollow up di hari selanjutnya. Sehingga tak ada lagi persoalan," tutupnya.